Selasa, 10 Maret 2015

Saatnya Indonesia Menjadi Kiblat Pendidikan Islam di Dunia

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".  (QS. Luqman : 27) 

(Mediaislamia.com) --- Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, Kementerian Agama saat ini sedang mencanangkan Indonesia menjadi salah satu kiblat pendidikan Islam dunia.

“Jika selama ini ada kesan kiblat dan pendidikan Islam berada di negara-negara Timur Tengah yang menggunakan bahasa Arab, sudah saatnya Indonesia menjadi kiblat pendidikan Islam bagi warga dunia,” kata Menag saat meresmikan peluncuran website Program Beasiswa 5000 Doktor dan Program Tahfidzul Qur’an 10000 Santri di gedung Kemenag, Jakarta Pusat, Senin (9/3).

Menurutnya, pendidikan saat ini menjadi sebuah media yang tepat untuk menghubungkan antar negara di seluruh dunia. “Pendidikan Islam menjadi salah satu penghubung paling potensial ke arah itu, dan Indonesia menjadi pusatnya,” ujar Menag.

Menag menyatakan, beberapa perguruan tinggi Islam di wilayah Indonesia telah memiliki mahasiswa asing dengan jumlah yang besar, dan dapat menjadi agen atau transmitter penting tentang Islam dan kajian Islam di Indonesia.

“Selain potensi seperti yang telah saya sampaikan, potensi lainnya adalah, Indonesia memiliki mahasiswa asing yang lumayan banya. Ada ratusan mahasiswa berasal dari Australia, Amerika, Mesir, Yaman, Maroko, Vatikan, Rusia, Malaysia, Singapura, Thailand, Philiphina, dan seterusnya, dan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan minat dan kepercayaan internasional yang semakin tinggi kepada Indonesia yang aman, damai, dan merupakan bangsa Muslim paling demokratis di dunia” papar Menag.

“Hal ini merupakan perwujudan dari makna strategis dari Program 5000 Doktor yang saat ini sedang di kerjakan,” tambahnya.

Menag berharap, dengan mengirim dosen dan civitas akademika ke berbagai universitas ternama, performance perguruan tinggi Islam diharapkan semakin baik dan unggul.

“Belajar dari kemajuan akademik dari seluruh universitas tujuan peserta pasti membawa dampak positif bagi perguruan tinggi Islam,” kata Menag.

Program 5.000 Doktor dan Program Tahfidzul Qur’an 10.000 Santri adalah program jangka menengah yang akan dilaksanakan dalam kurum lima tahun kedepan, setiap tahunnya sebanyak 1000 beasiswa akan diberikan kepada dosen perguruan tinggi Islam negeri dan swata (UIN/IAIN/STAIN dan PTKIS).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar