Kamis, 26 Maret 2015

Pertukaran Pelajar Spanyol dan Jerman Berakhir di Pesawat Germanwings

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْديكُمْ وَ يَعْفُوا عَنْ كَثيرٍ
“Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)".  (Qs, asy Syura: 30) 

Akhir Tragesi Pesawat Germanwings         (tribunnews.com)
(Mediaislamia) --- 16 murid kelas 10 dan 2 guru perempuan dari sekolah Joseph Koenig Gymnasium di kota kecil tersebut turut menjadi korban dalam kecelakaan yang terjadi pada Selasa (24/3) lalu.

Al kisah, siswa Joseph Koenig Gymnasium dan dua guru perempuan yang mendampingi mereka itu dalam perjalanan pulang ke Jerman.

Mereka berkunjung selama seminggu ke Llinars del Valles, di dekat kota Barcelona, untuk program pertukaran pelajar. Aktivitas itu dilakukan untuk membalas kunjungan siswa dari Spanyol ke Haltern am See pada Desember 2014.

Nama ke-16 siswa dan 2 guru mereka ada dalam manifes penumpang pesawat Germanwings tersebut. "Itu artinya kami berasumsi yang terburuk," kata Klimpel.

Sylvia Loehrmann, Menteri Pendidikan negara bagian North Rhine-Westphalia, mengatakan, kecelakaan tersebut sangat tragis, sangat menyedihkan, dan tak terduga.

Begitu kabar hilangnya pesawat Germanwings tersebut tersebar, Joseph Koenig Gymnasium langsung meliburkan para siswa. Banyak di antara mereka kemudian kembali ke sekolah untuk meletakkan bunga, menyalakan lilin, dan meneruskan berdoa setelah hari beranjak gelap.

Joseph Koenig Gymnasium     (scoopnest.com)
"Kami masih tidak percaya," kata Suzanne (47), ibu yang datang ke sekolah dengan kedua putranya, Lukas dan Nils. Mereka datang ke sekolah dan turut berdoa untuk memberi penghormatan kepada para siswa yang menjadi korban tewas dan untuk memberi dukungan.

"Kami mendapat kabar itu sekitar pukul 1 siang dan setelah itu para siswa diizinkan pulang," kata Lukas (11), yang mengenal salah satu siswa yang menjadi korban kecelakaan tersebut.

Di kota yang berpenduduk 38.000 orang dan berlokasi di area pertambangan tradisional di Jerman Barat, gereja-gereja membuka pintu untuk para keluarga dan kerabat yang tengah berduka.

Seorang ibu bernama Angelika (57) mengatakan, "Kami datang ke sini untuk menunjukkan cinta kami kepada semua orangtua yang telah kehilangan anak-anak mereka. Saya mengenal program pertukaran sekolah ini dengan baik. Anak saya juga pernah melakukannya beberapa tahun lalu sehingga saya pun merasa tersentuh."

(tribunnews.com/MI)

Silahkan klik Vidio di bawah ini :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar