Senin, 09 Maret 2015

Obama Kecam Pengiriman Surat Konggres AS ke Iran

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan".  (QS. Al Isra' : 70) 

Obama kecam pengiriman surat ke Iran   (voaindonesia.com)
(Mediaislamia.com) --- Presiden AS Barrack Obama mengecam anggota Kongres dari Partai Republik yang mengirim surat ke Iran soal pembicaraan nuklir.

"Ironis. Mereka yang menandatangani surat itu sedang menempatkan diri sejajar dengan kelompok garis keras Iran," ujar Obama usai pertemuan dengan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Senin (9/3).

"Ini koalisi yang aneh. Bagaimana mungkin anggota Kongres berhubungan dengan kelompok garis keras Iran," lanjutnya.

Sebanyak 47 senator Partai Republik menandatangani surat itu. Mereka mengatakan setiap kesepakatan nukir antara Ian dengan AS dan kekuatan nuklir dunia lainnya, bisa terbalik.

Obama, masih menurut senator itu dalam suratnya, akan meninggalkan Gedung Putih pada Januari 2017 tapi Senator akan tetap di tempatnya selama puluhan tahun.

Muncul kecurigaan 47 senator Partai Republik sedang menjalankan skenario Isral; menggagalkan pembicaraan nuklir antara AS dengan Iran, agar negeri para mullah itu benar-benar tidak memiliki kemampuan memproduksi senjata nuklir.

Tindakan 47 senator Partai Republik itu terjadi hanya beberapa hari setelah PM Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Kongres. Netanyahu menyebut kedatangannya ke Kongres atas undangan, dan merupakan upaya mati-matian mencegah terjadinya kesepakatan nuklir Iran-AS.

Gedung Putih mengecam pidato Netanyahu, dan menyebut PM Israel itu tidak tahu malu.

"Saya pikir kita sedang fokus apakah akan mendapat kesepakatan atau tidak," ujar Obama.

Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest mengatakan surat Kongres ke Iran itu adalah upaya menumbangkan rejim negosiasi, dan mendorong agenda alternatif.

Netanyahu dan Obama dalam Pidato       (sayangi.com)
"Perlu saya jelaskan surat ini adalah kelanjutan upaya partisan untuk melemahkan kemampuan presiden menjalankan politik luar negeri, dan membangun keamanan nasional AS di seluruh dunia," ujar Earnest.

Earnest juga menuduh Tom Cotton dari Arkansas berusaha memaksakan alternatif militer. "Faktanya, track record Partai Republik menempatkan opsi militer di atas upaya diplomati memiliki sejarah panyang dan otor," ujarnya.

Senada dengan Earnest, juru bicara Kemlu AS Jen Psaki mengatakan surat itu dirancang untuk mencetak poin politik.

"Ada ketidak-akuratan dalam surat itu, terutama tentang bagaimana segala sesuatunya bekerja di AS," ujar Psaki. "Perlu diketahui Iran sangat tahu bagaimana sistem di AS bekerja."

Konstitusi AS menyatakan presiden bertanggung jawab merundingan dan mengambil kesepakatan internasional dengan pemimpin asing. Kongres hanya berhak meratifikasi kesepakatan.

"Kongres tidak memiliki kekuatan untuk mengubah pengaturan internasional yang dirundingkan eksekutif," ujar Psaki. "Adalah tidak benar jika Kongres mengatakan bisa mengubah ketentuan perjanjian setiap saat."

Iran saat ini sedang merundingkan nuklirnya dengan lima kekuatan dunia; AS, Tiongkok, Rusia, Prancis dan Jerman, untuk mencapai kerangka politik tentang program nuklir Iran. Batas waktu telah ditetapkan, yaitu 1 Juli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar