Allah Subhanahu Wa aTa'ala Berfirman :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk". (QS. Ali Imran : 103)
DR. Ahmed Abdul Malik (mirajnews.com) |
(Mediaislamia.com) --- Banyaknya muslim yang bergabung dengan ISIS menjadi bukti Umat Islam merindukan khilafah.
Demikian disampaikan Dr. Ahmed Abdul Malik, Ulama asal Nigeria, Afrika Barat, dihadapan puluhan Pimpinan dan karyawan Yayasan Al-Fatah di Komplek Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) Online, Muhajirun Lampung, Kamis, (19/3).
“Umat Islam rindu akan kehadiran khilafah, maka ketika ISIS hadir mereka dengan semangat bergabung,dengan harapan inilah Khilafah yang sebenarnya dijanjikan di akhir zaman,“ ujarnya.
Namun pada kenyataannya, Ahmed melanjutkan, kelompok ini justru melakukan hal-hal di luar ajaran Islam yang Rahmatan Lil A’lamin, yang hadir dengan penuh kedamaian.
Menurutnya, Khilafah yang merupakan kepemimpinan khas Islam tidak ditegakkan dengan cara-cara kekerasan.
“Khilafah A’la Minhajin Nubuwwah itu hadir dengan damai, tidak ada yang takut, sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, tidak mengancam siapa pun, sampai Kristen pun bisa menerimanya,“ ujar Doktor yang sudah fasih berbahasa Melayu itu.
Sebenarnya, tambah Ahmed, umat Islam meyakini Khilafah merupakan sistem kepemimpinan yang benar, namun mereka bingung bagaimana cara menerapkannya.
“Umat Islam tahu khilafah hukumnya wajib, namun kebanyakan tidak tahu bagaimana caranya menegakkan khilafah, maka ada yang menggunakan cara kekerasan, harus punya senjata, harus menghancurkan negara untuk menegakkan khilafah, ini jelas bertentangan dengan Islam,“ terangnya.
Sebab, tidak ada negara mana pun yang akan menolak dakwah jika dilakukan secara damai inilah sistem yang diamalkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sementara Waliyul Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung, Ir. Dade Novirzal dalam sambutannya mengatakan, tantangan bagi warga Jama’ah Muslimin untuk mendakwahkan Islam yang Rahmatan Lil A’lamin.
“Ini tantangan bagi kita, ada yang mencoba mencemarkan nama khilafah itu sendiri. Kita yang sudah di dalamnya (Khilafah A’la Minhajin Nubuwwah-red) hendaknya mendakwahkan Islam yang rahmat ini,“ ujarnya.
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) merupakan wadah persatuan umat sebagaimana yang pernah diamalkan Rasulullah dan para sahabat. Ketika Rasulullah wafat, dilanjutkan dengan khilafah ala’ minhjain nubuwwah. Inilah yang berusaha diamalkan kembali oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sejak 1953, setelah runtuhnya Turki Utsmani tahun 1924.
Imaam pertama Jama’ah Muslimin (Hizbullah) , yakni Wali Al-Fatah, dilanjutkan oleh Imaam Muhyiddin Hamidy, dan setelah wafatnya Imaam Hamidy pada 12 Desember 2014 lalu, diangkatlah Yakhsyallah Mansur sebagai Imaam ketiga.
Dr. Ahmed hadir ke Lampung dalam rangka mengunjungi Shuffah Al-Qur’an Abdullah Bin Mas’ud (SQABM) Online. Ahmed merupakan salah satu dosen SQABM Online di Mata Kuliah Shirah Nabawiyah. Sistem online memudahkan Ahmed mengajar meski pun berada di Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar