Jumat, 20 Maret 2015

Netanyahu Manis di Bibir Pahit di Hati

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ هِيَ حَسْبُهُمْ ۚ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
"Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal".  (QS. At Taubah : 68) 

Benjamin Netanyahu       (lampost.co)
(Mediaislamia.com) --- Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, kembali menegaskan bahwa dirinya masih berkeinginan untuk memerdekakan Palestina sebagai bagian dari ‘solusi dua negara’.

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan di televisi Kamis, 19 Maret 2015, Netanyahu mengatakan masih berkomitmen untuk membentuk negara Palestina jika keadaan di wilayah Timur Tengah membaik.

“Saya belum mengubah kebijakan saya. Saya tidak pernah menarik pidato saya. Saya tidak menginginkan solusi satu negara, saya menginginkan solusi dua negara yang berkelanjutan, namun agar hal itu bisa tercapai keadaan harus berubah,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan MSNBC, yang dikutip Al Jazeera, Jumat (20/3/2015).

Netanyahu terlihat sedikit melunak dengan pernyataan tersebut. Sebelumnya, pada hari terakhir kampanye politiknya menjelang pemilu Israel Netanyahu menyatakan Negara Palestina kemungkinan tidak akan terwujud selama kekerasan dan kekacauan terus terjadi di wilayah Timur Tengah. Kondisi yang akan menyingkirkan semua kemajuan yang telah dicapai selama bertahun-tahun. Pernyataan itu, membuat marah Pemerintah Amerika Serikat yang terus mengusung solusi dua negara sebagai kebijakan luar negeri yang diprioritaskan.

“Anda tidak dapat memaksakan perdamaian. Dan jika Anda menginginkan perdamaian Anda harus membuat pemimpin Palestina untuk meninggalkan perjanjian mereka dengan Hamas, dan melakukan negosiasi dengan Israel untuk mencapai perdamaian,” tambah Netanyahu mengenai kemungkinan tercapainya solusi dua negara.

Dia juga menekankan mengenai keberadaan kelompok militan bersenjata di Timur Tengah merupakan penghambat upaya tersebut, karena setiap wilayah Palestina yang diberikan kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, akan diambil alih oleh kelompok militan, seperti yang terjadi pada 2005. Saat itu, Israel memutuskan mundur dari Gaza, dua tahun kemudian, Hamas merebut wilayah tersebut dari pasukan Mahmoud Abbas.


Silahkan klik Vidio di bawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar