Senin, 06 Juli 2015

Upaya China Menghapus Identitas Islam Xinjiang

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu".    (QS. Al Baqarah : 208) 

China laragn muslim berpuasa        (renungkanlah.com)
(Mediaislamia.com) --- Beberapa tahun terakhir, ada sebuah tradisi baru Ramadhan di Xinjiang, Cina. Tapi, ini tradisi memalukan, karena melarang Muslim puasa, shalat, dan mengaji. Dan, seperti tahun-tahun sebelumnya, larangan itu diprotes Muslim di sana. Sebab, puasa adalah ibadah murni, dan itu adalah hak asasi.

Senin, 22 Juni, BBC melaporkan sekitar 18 Muslim Uyghur tewas dalam bentrok dengan polisi di pinggiran Kota Kashgar, Xinjiang. “Radio Free Asia melaporkan penyerang membunuh perwira polisi menggunakan bom dan pisau… salah satu kemungkinan motif nya adalah kuatnya pembatasan kepada Muslim selama Ramadhan,” tulis BBC.

Yang mendapat larangan melaksanakan ibadah puasa di Xinjiang, antara lain anggota partai beragama Islam, pelayan publik, pelajar. Selain melarang Muslim Xinjiang berpuasa, Aljazeera melaporkan pemerintah Cina memerin tahkan restoran-restoran tetap buka.

Situs Liveleaks melaporkan bahwa sejak 2009 lalu, saat Ramadhan, pemerintah komunis menyediakan makan siang gratis, teh, dan kopi. Sajian yang dibungkus dengan istilah ‘Kepedulian dari Pemerintah’ tersebut, sejatinya hanyalah strategi untuk mencari tahu siapa yang tetap berpuasa.

Muslimah di China   (travel.detil.com)
Trik serupa disampaikan seorang pelajar SMA di Kashgar, Mehmet, kepada Aljazeera. Saat Ramadhan, kata dia, guru-guru membawa permen, air, roti, dan meminta para siswa memakannya. “Tapi, tergantung gurunya,” katanya.
Juru bicara World Uyghur Congress, Dilxat Rexit, menyatakan selain harus buka siang hari, restoran-restoran juga ditekan menjual minuman beralkohol. Jika tidak, izinnya dicabut. Kader-kader Partai Komunis Uyghur, juga diwajibkan mene ken janji untuk men cegah orang puasa dan aktivitas keagamaan lain. Bahkan, kader-kader partai itu dikerahkan mencegah orang berpuasa.

“Para imam di masjid-masjid juga di paksa berceramah bahwa berpuasa adalah aktivitas feodal dan berbahaya bagi kesehatan. Jika tidak, sertifikat keagamaan mereka bisa dicabut,” kata Dilxat. BBC melaporkan pihak Uyghur menyatakan represi Beijing terhadap kewajiban menjalankan agama memprovokasi kekerasan. Dan, kekerasan memang selalu muncul. Menurut catatan BBC, ratusan orang tewas tiga tahun terakhir.

Pemerintah Cina berkilah, larangan berpuasa agar orang-orang tetap sehat, dan untuk memastikan pemerintah tidak mendukung salah satu keyakinan. Tapi, Dilxat Rexit, mengatakan, tujuan Cina sebenarnya memaksa orang Uyghur keluar dari kultur Ramadhan. Semua ini adalah upaya sistematis untuk menghapus identitas Islam dari Xinjiang.


Silahkan klik Vidio di bawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar