Sabtu, 18 Juli 2015

Usai Kesepakatan Nuklir Iran, Bantuan Militer AS ke Israel Melimpah

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
عن أبي أمامة ، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " من أحب لله وأبغض لله وأعطى لله ومنع لله فقد استكمل الإيمان     رواه أبو داود
Dari Abi Umamah dari Nabi Muhammad Beliau pernah bersabda : “Siapa saja yang mencintai karena Allah dan membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang karena Allah, maka sesungguhnya ia telah menyempurnakan imannya".   (HR. Abu Daud, dishohihkan oleh Al Abani) 

Keakraban AS dan Israel lebih dekat        (plus.google.com)
(Mediaislamia.com) --- Bantuan militer Amerika Serikat (AS) yang ditawarkan pada Israel melimpah hingga US$1,5 miliar per tahun setelah perundingan nuklir Iran mencapai kesepakatan.

Tawaran bantuan militer AS secara besar-besaran itu untuk meredam kemarahan Israel yang sejak awal menentang kesepakatan nuklir Iran. Selain meningkatkan bantuan militer, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter juga dijadwalkan berkunjung ke Tel Aviv, Israel.

Bantuan militer AS yang melimpah pada Israel itu termasuk tambahan skuadron jet tempur F-35, dana untuk riset dan pengembangan sistem pertahanan rudal, dan amunisi. Rincian tawaran bantuan AS itu diungkap sumber-sumber Pemerintah Israel kepada Jerusalem Post.

Di bawah aturan saat ini, Israel menerima bantuan militer AS sebanyak US$ 3 miliar per tahun. Bantuan itu sebagian besar digunakan untuk membeli perangkat militer keras AS, seperti jet tempur dan sistem pertahanan rudal.

Aturan baru soal tambahan bantuan militer AS pada Israel itu akan berlaku pada tahun 2018 dan berlangsung selama satu dekade. Menurut sumber Pemerintah Israel, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter telah menawarkab bantuan itu kepada Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon.

Presidan AS Barack  Obama   (youtube.com)
Kendati demikian, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu enggan membahas bantuan militer AS tersebut. Sebab, dengan membahas bantuan itu dia seolah-olah setuju dengan kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia atau P5+1 (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).

Netanyahu menyebut kesepakatan nuklir Iran sebagai “kesalahan bersejarah”. Dia akan melobi Kongres AS untuk menolak kesepakatan nuklir Iran.

Sementara itu, Isaac Herzog, pemimpin oposisi parlemen Israel, mengatakan bahwa ia akan segera melakukan perjalanan ke AS. “Untuk memajukan paket langkah-langkah keamanan yang sesuai dengan situasi terbaru,” tulis New York Times, Jumat (17/7/2015).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar