Rabu, 15 Juli 2015

Memalukan, Israel Harus Dibujuk Negara Adidaya Atas Nuklir Iran

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
يَسْتَخْفُونَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ اللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ الْقَوْلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا
"Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak redlai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan".   (QS. An Nisa : 108) 

Obama perintahkan Ash Carter ke Israel  (ibyishimo.com)
(Mediaislamia.com) --- Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengirim menteri pertahanan AS minggu depan ke Timur Tengah, yang akan mengemban tugas meyakinkan negara sekutu AS seperti Israel terkait kesepakatan nuklir Iran.

Tugas ini, bisa jadi sangat sulit dilakukan.

Sejauh ini, Gedung Putih hanya mengatakan bahwa negara yang dituju adalah Israel, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam kesepakatan nuklir Iran dan menyebutnya “kesalahan yang menakjubkan dalam sejarah.”
Para pejabat pertahanan AS mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Ash Carter akan mmengunjungi negara lain di Timur Tengah, tetapi menolak untuk memberikan rincian.

Perjanjian antara Iran dan enam kekuatan utama dunia bisa mengubah Timur Tengah, membatasi kegiatan nuklir Iran yang sensitif yang ditukar dengan pencabutan sanksi ekonomi, dan bisa jadi mengakhiri keterisolasian Iran.

Iran adalah negara dengan kekuatan Muslim Syiah, bermusuhan baik dengan Israel dan negara MUslim Sunni di Timur Tengah, yang dekat dengan Washington, khususnya Arab Saudi. Sekutu Riyadh dan Teheran telah bersaing selama puluhan tahun, menghadapi konflik sektarian di Suriah, Lebanon, Irak dan Yaman.

Komunikasi Obama dengan Netanyahu       (jasarat.org)
Pejabat militer AS bahkan mengakui bahwa mencabut sanksi ekonomi Iran kemungkinan akan diartikan bahwa militer Iran akan memiliki sumber dana lebih banyak dan dengan begitu, akan meningkatkan misi mereka di luar Iran.

"Kami tetap siap dan siaga untuk meningkatkan keamanan teman dan sekutu kami di kawasan itu, termasuk Israel," kata Carter.

Philip Gordon, mantan pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih di Timur Tengah, mengatakan perlu penjelasan bahwa kesepakatan nuklir itu tidak seperti yang ditakutkan Israel, “yakni rekonsiliasi dengan Iran.”

Menurut Gordon, jika sekutu AS di kawasan itu mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak kerja sama pertahanan dan intelijen, maka hal itu harus didiskusikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar