Minggu, 19 Juli 2015

Menhan AS Kunjungi Israel Bahas Keamanan Wilayah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka".    (QS. Al Anfal : 12)

Cater akan berjunjung ke Israel       (Alamy.com)
(Mediaislamia.com) --- Menteri Pertahanan AS Ash Carter mengatakan hal ini dengan jelas sebelum mendarat di Israel, yang pejabat-pejabatnya marah dengan kesepakatan nuklir Iran: “Saya tidak akan mengubah pandangan siapapun di Israel. Itu bukan tujuan perjalanan saya. 

Carter, yang menjadi anggota kabinet AS pertama yang berkunjung ke Israel sejak tercapai kesepakatan untuk menahan program nuklir Iran minggu lalu, bertujuan bergerak keluar dari ketegangan politik akibat hal ini dan mengadakan pembicaraan terkait hubungan keamanan. 

Peningkatan dukungan militer AS diperkirakan akan diajukan. Tetapi para pejabat Israel dan AS mengecilkan prospek pengmumumannya. 

“Antar sahabat bisa ada saling tidak setuju tetapi kami memiliki hubungan sekuat batu dengan Israel selama beberapa dekade,” kata Carter kepada wartawan yang ikut dalam pesawatnya. 

Misi Carter memang tidak mudah. 

Amerika Serikat dan Israel berbeda secara fundamental mengenai apakah kesepakatan nuklir Iran akan membuat kedua negara semakin aman. Presiden Obama mengatakan ya, sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berpendapat sebaliknya. 

Israel takut kemajuan perekonomian Tehran akibat pencabutan sanksi Barat bisa meningkatkan gerilyawan dukungan Iran di Lebanon dan wilayah Palestina. 

Dan hal ini juga akan menyebabkan perlombaan senjata di antara negara-negara Arab yang tidak bersahabat dengan Israel. 

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei yang merupakan pengambil keputusan tertinggi di Iran, malah membenarkan kekhawatiran itu lewat kotbah berapi-api pada Sabtu (18/7). 

Khamenei mengatakan kesepakatan nuklir tidak akan mengubah kebijakan Iran dalam mendukung sekutunya di Suriah, Irak, Bahrain, Yaman, Lebanon dan juga Palestina. 

Obama mengaskan bahwa dengan mengatasi ancaman senjata nuklir Iran akan meningkatkan keamanan Israel, AS dan sekutu-sekutunya. 

Para pejabat AS juga mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan mengubah strategi pertahanan jangka panjang yang memperhitungkan ancaman dari Iran. 

“Kesepakatan ini atau langkah lain untuk memperbaiki strategi militer kami di wilayah membuat asumsi apapun terhadap perilaku Iran,” kata Carter. 

“Tidak ada batasan bagi Israel atau apa yang dibela…sahabat dan sekutu termasuk Israel dalam strategi sepanjang 100 halaman itu.”

Carter juga merujuk pada komitmen AS kepada sekutu-sekutunya untuk menjaga dari kemungkinan agresi Iran. 

Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, Iran kemungkinan akan memanfaatkan situasi rentan di Timur Tengah, dan mengatakan: “Sayat tidak mengantifikasi perubahan dalam kegiatan mereka.”

Cater bersiap-siap menuju ke Israel       (voaindonesia.com)
Israel memiliki angkatan bersenjata yang kuat dan diyakini merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir, mendapatkan bantuan untuk keperluan militer sebesar US$3 miliar per tahun dari AS. 

Jumlah ini diperkirakan akan bertambah setelah kesepakatan Iran itu dan Carter menyebutkan serangkaian masalah-masalah keamanan yang akan dibicarakan. 

“Kami tidak memiliki paket besar atau pengeumuman bear atau hal besar untuk kami tawarkan kepada Israel,” kata pejabat senior pertahanan AS. 

Setelah Israel, Carter akan melanjutkan ke Yordania dan Arab Saudi. Iran merupakan negara dengan mayoritas penduduknya Muslim Syiah yang membenci tidak hanya Israel tetapi juga penguasa Muslim Sunni di negara-negara Arab yang merupakan sekutu AS, terutama Arab saudi. 

Sekutu-sekutu Riyadh dan Tehran sejak beberapa dekade terlibat perang antara di Suriah, Lebanon, Irak dan Yaman. 

Pangeran Bandar bin Sultan, mantan kepala dinas intelijen Arab Saudi, menulis bahwa kesepakatan nuklir itu akan membuat Iran bisa “membuat kekacauan di wilayah”. 

Tetapi Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir mengisyaratkan sikap terbuka ketika berkunjung ke Washington minggu lalu untuk membicarakan cara memperkuat hubungan keamanan.

Carter mengatakan ingin membahas komitmen para pemimpin Teluk yang dikemukakan dalam pertemuan dengan Obam di Camp David pada bulan Mei lalu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar