Minggu, 26 Juli 2015

AS Bantah Akan Bebaskan Mata-mata Israel

Allah Subhanahu Wa ta'ala Berfirman :
إِنَّ اللَّهَ جَامِعُ الْمُنَافِقِينَ وَالْكَافِرِينَ فِي جَهَنَّمَ جَمِيعًا
"Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam".   (QS. An Nisa : 140) 

Israel menuntut pembebasan Pollard      (dailystormer.com)
(Mediaislamia.com) --- Sebuah laporan yang dikeluarkan surat kabar The Wall Street Journal (WSJ), Jumat 24 Juli 2015 mengatakan, beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) berharap pembebasan mata-mata Israel, Jonathan Pollard, akan memperbaiki hubungan AS-Israel.

Namun, para pejabat AS menyangkal berita WSJ yang mengatakan pemerintahan Obama sedang bersiap membebaskan mata-mata Israel Jonathan Pollard lebih awal untuk membantu meredakan ketegangan AS-Israel.

"Tidak ada keterkaitan antara status Jonathan Pollard dan pertimbangan kebijakan luar negeri Amerika," kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Alistair Baskey.

Dia menambahkan bahwa status hukuman Pollard akan ditentukan menurut "prosedur standar" hukum Amerika. Pollard telah menjalani hampir 30 tahun hukuman penjara atas tuduhan melakukan mata-mata untuk Israel dan pembebasan bersyaratnya dijadwalkan jatuh pada bulan November mendatang.

WSJ menerbitkan laporannya Jumat lalu dengan mengutip pernyataan sejumlah pejabat AS yang tidak disebutkan namanya. Beberapa pejabat tersebut mengatakan bahwa pembebasan Pollard akan memperbaiki hubungan dengan Israel menyusul kesepakatan nuklir Iran.

Laporan WSJ juga mengatakan, beberapa pejabat pemerintah AS mendesak agar pembebasan Pollard dilakukan dalam beberapa minggu ini, sementara pejabat lainnya mengatakan pembebasan itu tidak akan terjadi sampai tiba saatnya jadwal pembebasan bersyarat bagi Pollard.

Jonathan Pollard Mata-mata Israel      (incogman.net)
"Jonathan Pollard harus menjalani hukuman penuh untuk kejahatan berat yang telah dilakukannya," tegas pihak Departemen Kehakiman AS dalam sebuah pernyataan.

Pollard, seorang warga etnis Yahudi Amerika, ditangkap atas tuduhan melakukan mata-mata untuk Israel pada tahun 1985 dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Pollard bekerja sebagai analis sipil untuk Angkatan Laut AS pada saat ditangkap, dan ia kemudian mengaku bersalah telah membocorkan ribuan dokumen rahasia kepada Israel.

Pollard mendapat kewarganegaraan Israel ketika menjalani hukuman penjara, dan kasusnya telah lama menjadi penyebab ketegangan hubungan AS-Israel. Pollard yang kini berusia 60 tahun dilaporkan dalam kondisi kesehatan yang buruk di sebuah penjara di negara bagian North Carolina.

Hubungan antara Amerika dan Israel semakin tegang dalam beberapa tahun terakhir. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyuarakan penentangannya yang kuat atas dicapainya kesepakatan nuklir bulan ini antara Iran dengan enam negara kuat dunia, termasuk Amerika Serikat.

Kasus Pollard tidak biasa terjadi, karena ia ditangkap atas tuduhan melakukan mata-mata bagi negara sekutu AS. Para pejabat Israel telah lama memperjuangkan pembebasan Pollard. Netanyahu saat tidak menjabat sebagai Perdana Menteri, pernah mengunjungi Pollard di penjara pada tahun 2002.

Rayuan maut  Israel - AS        (veteranstoday.com)
Beberapa analis mengatakan tindakan mata-mata oleh Pollard lebih luas dari sekedar bekerja untuk kepentingan Israel. Mantan pejabat intelijen Angkatan Laut AS menuduh bahwa Pollard juga pernah menawarkan dokumen-dokumen rahasia AS kepada tiga negara lainnya, sebelum membocorkannya kepada Israel.

Namun, beberapa pejabat terkemuka AS mengatakan bahwa hukuman penjara seumur hidup bagi Pollard yang telah mengaku bersalah melakukan spionase, sebagai "berlebihan".

Senator dari Arizona John McCain - mantan calon presiden dari Partai Republik pada Pilpres tahun 2008, dua mantan Menlu AS Henry Kissinger dan George Schultz, serta mantan Direktur CIA (Central Intelligence Agency) James Woolsey telah menyerukan agar Pollard dibebaskan.​

Tidak ada komentar:

Posting Komentar