Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا وَلَّاهُمْ عَن قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا ۚ قُل لِّلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ يَهْدِي مَن يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
"Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus". (QS. Al Baqarah : 142)
Imaamul Muslimin |
(Mediaislamia.com) --- Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur mengatakan, penggunaan kota Mekah sebagai pusat penanggalan Islam MMT (Mekah Mean Time) adalah persoalan syariat, bukan sekadar persoalan ilmu Falak (astronomi).
“Perjuangan penyatuan umat Islam se-dunia melalui penganggalan Islam merupakan bagian dari syariat Islam yang harus disadari oleh seluruh kaum Muslimin, ini adalah perintah Allah,” ujar Yakhsyallah Mansur dalam sambutan tertulis yang dibacakan KH Abul Hidayat Saerodji, dalam Seminar Hisab dan Rukyat di Jakarta, Ahad.
Yakhsyallah menegaskan, musuh-musuh Islam pasti tidak akan senang dengan hal ini. Oleh karena itu, Muslimin harus bersabar dan tetap konsisten dalam memperjuangkan MMT sebagai kalender Muslimin sedunia.
“Jika saat ini kita belum mampu secara maksimal mensosialisasikan MMT, maka hendaknya kita bersabar dan tetap tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujar ulama kelahiran Yogyakarta itu.
Jama’ah Muslimin (Hizbullah) sebagai wadah kesatuan umat Islam sedunia akan membentuk tim khusus yang secara rutin melakukan sosialisasi kepada seluruh umat Islam akan pentingnya MMT tersebut.
Jamaah akan menghhadiri seminar, konferensi baik di dalam dan luar negeri mengenai MMT tersebut serta membangun jaringan dan kemitraan dengan berbagai pihak dan lembaga untuk sosialisasi MMT kepada masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar