Minggu, 19 April 2015

Warga Palestina Belajar Pariwisata di Indonesia

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۚ ذَٰلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka".  (QS. Sad : 27) 

Palestina belajar pariwisata di Indonesia       (kemlu.go.id)
(Mediaislamia.com) --- Hubungan kerja sama Indonesia dan Palestina telah terjalin lama. Menurut Dirjen Amerika-Eropa Kementerian Luar Negeri RI, Triansyah Djani, salah satunya adalah di bidang pariwisata.

"Dengan Palestina, kita punya sejumlah kerja sama, khususnya terkait dengan pariwisata. Belakangan ini, sejumlah delegasi Palestina belajar pariwisata ke Akademi Pariwisata NHI, Bandung, dalam rangka meningkatkan kesempatan pariwisata, misalnya ke Masjidil Aqsa dan situs keagamaan bersejarah lainnya," kata Trianysah saat ditemui di sela-sela agenda Konferensi Asia Afrika, Minggu (19/4).

Menurutnya dalam periode tahun 2008-2013, sudah 2.000 orang yang berpartisipasi dalam sejumlah kerja sama antara Indonesia dengan Palestina.

Palestina mendapatkan perhatian khusus dalam 60 tahun KAA tahun 2015 ini. Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina akan dituangkan secara khusus dalam akhir pertemuan tahun ini, yang dikenal dengan Deklarasi Palestina.
Proses penggodokan deklarasi mendukung Palestina yang paling sulit mencapai kesepakatan, seperti disampaikan Perwakilan Tetap Republik Indonesia di New York, Purnomo Chandra, Kamis lalu di Kemlu, Jakarta.

"Deklarasi Palestina itu harus benar-benar tepat bahasanya. Ada beberapa negara yang mengatakan, 'Bahasanya jangan terlalu keras dong. Negara kami kan belum secara resmi mengakui Palestina sebagai negara.' Hal-hal itu yang berusaha kami sesuaikan," ujar Purnomo.

Pidato Soekarno Presiden RI 1      (kaskus.co.id)
Peringatan 60 Tahun KAA diadakan di Jakarta dan Bandung pada 19-24 April. Segmen pertama digelar di Jakarta 19-23 April. Di ibu kota, konferensi akan diisi beberapa pertemuan mulai dari pertemuan tingkat pejabat tinggi, pertemuan tingkat menteri, hingga pertemuan kepala pemerintahan.

Setelah rangkaian acara di Jakarta rampung, pada 24 April seluruh perwakilan negara peserta bertolak ke Bandung untuk melakukan prosesi napak tilas KAA pertama.

Dari 109 undangan, hingga saat ini Kementerian Luar Negeri RI sudah mengantongi 86 konfirmasi kehadiran perwakilan negara dari berbagai tingkatan.

Selain peserta KAA, turut hadir pula 16 negara peninjau, yaitu Australia, Belgia, Kuba, Selandia Baru, Meksiko, Norwegia, Swedia, Swiss, Amerika Serikat, dan Venezuela.

Tak hanya itu, terdapat 20 perwakilan dari beberapa organisasi internasional, di antaranya Asian Development Bank, Asean, Uni Afrika, PBB, South Centre, dan Liga Arab juga dipastikan bertandang ke KAA. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar