Sabtu, 23 Mei 2015

Nobel Perdamaian Suu Kyi Layak Dicabut

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya pada hari Kiamat. 

Iskandar Usman al Farlaky           (acehxpress.com)
(Mediaislamia.com) --- Lembaga international didesak mencabut Nobel Perdamaian yang pernah diberikan kepada Aung San Suu Kyi. Alasannya, tokoh oposisi Myanmar itu dinilai tak peka dan hanya diam melihat etnis Rohingya dibantai lalu diusir dari negara Junta Militer itu.

Desakan tersebut disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Iskandar Usman al Farlaky. “Kita mengkritik sikap Aung San Suu Kyi yang hanya diam melihat kekejaman Junta Militer Myanmar terhadap warga Rohingya,” ujarnya, di Banda Aceh, Jumat (22/5/2015).

Pemerintah pusat diminta mempercepat pembahasan dengan Myanmar, Thailand, serta Malaysia terkait nasib imigran Rohingya. Indonesia, lanjut dia, harus bisa menekan PBB dan Myanmar agar segera mengambil langkah konkret mencegah arus imigrasi Rohingya.

“Kita juga harus mengetahui detail jika ada indikasi lain terkait arus migrasi ini termasuk soal warga Bangladesh yang kebanyak mencari kerja,” ujarnya.

Suu Kyi saat menerima Nobel          (pixshark.com)
Sebelum memulangkan imigran Rohingya, Iskandar menilai diperlukan pemulihan kesehatan terlebih dahulu. Pemerintah pusat diminta untuk segera bertindak terkait hal itu.

“Aceh sudah melakukan langkah kemanusian terbaik dengan menampung, membantu, serta memfasilitasi pengungsi di penampungan. Ini langkah yang luar biasa sebagai solidaritas kemanusiaan dan wujud kecintaan sesama Muslim,” kata mantan aktivis mahasiswa ini.

Menurutnya, tak ada langkah lain yang harus ditempuh selain menekan Myanmar agar mengakui etnis Rohingya sebagai warga negaranya, jika tidak, maka arus pengungsian akan terus terjadi dan kehidupan mereka akan makin terancam. Negara lain yang membantu mereka bersifat sementara.

Dalam beberapa tahun terakhir, Aceh telah menjadi "tempat persinggahan" Rohingya yang kabur dari negaranya dan terombang-ambing di laut lepas.

“Aceh sudah berbuat maksimal untuk menyelamatkan para imigran tersebut. Karena itu, dunia internasional harus segera mengambil tindakan serius, terutama menekan masing-masing negara asal imigran agar menyelesaikan akar masalah yang menyebabkan warganya terusir dari tanahnya sendiri,” pungkas Iskandar.


Silahkan klik Vidio di bawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar