Dalam sebuah hadis dikatakan, perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Qur`an adalah seperti buah Utrujjah. Ada pula perumpamaan beberapa golongan orang dengan sebuah buah, bunyi hadisnya sebagai berikut.
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Qur`an adalah seperti buah Utrujjah, baunya harum dan rasanya juga enak. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Qur`an adalah seperti buah kurma, baunya tidak semerbak, namun rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca al- Qur`an adalah laksana buah Raihanah yang baunya harum namun rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah, baunya tidak wangi dan rasanya juga pahit.” (Hadits Riwayat al-Bukhari)
Pembaca Al-Qur’an dalam hadits diatas terpilah menjadi 4 macam. Yang pertama, disebut dengan al-Utrujjah, yang kedua disebut dengan at-Tamrah, yang ketiga disebut dengan ar-Raihanah dan yang keempat disebut dengan al-Hanzhalah. Masing-masing sebutan memiliki kualifikasi tersendiri. Al-Utrujjah dan at-Tamrah berkenaan dengan pribadi orang yang beriman, sementara ar-Raihanah dan al-Hanzhalah berkenaan dengan pribadi munafik.
Perumpamaan manusia berkaitan dengan aktivitasnya dalam membaca al-Qur’an ternyata masing-masing memiliki rasa dan aroma tersendiri yang berbeda-beda. Namun seperti apa sebenarnya rupa dan rasa buah Utrujjah hingga sampai-sampai dijadikan perumpamaan bagi orang-orang mukmin yang membaca Al Quran. Nama buah tersebut memang aneh. Pernahkah anda melihatnya atau bahkan mencicipinya?.
Buah utrujjah adalah buah yang sangat harum aromanya, warnanya juga sangat indah sehingga menampakkan bahwa buah tersebut bukan buah sembarangan, seharum aromanya dan seindah warnanya rasanya pun sungguh manis melengkapi keunggulan buah ini dari jenis buah-buah yang lain.
Semakin penasaran dengan buah ini?, buah ini di timur tengah umumnya dikenal dengan nama Utrujah (الأترجة). Walaupun buah ini mmiliki nama yang berbeda-beda di tiap negara. Utrujah ini merupakan kata-kata yang berasal dari logat yang fush-ha (baku). Buah ini bisa juga disebut (متك) Mutk, atau di Syam ia disebut Kubbaad (كباد), laen lagi di UEA ia dinamai (شخاخ) Syikhookh. Di Mesir atau di Iraq sama disebutnya Utrujah. Walaupun ada juga nama lainnya misal Laymuun al Yahud (lemon Yahudi), atau juga Laymuun al ‘Ajami (Lemon non arab). Bahkan ada juga yang bilang Laymuun al Firdausiy (Lemon surga).
Buah ini seperti yang diyakini aslinya berasal dari Selatan-Timur Asia. Namun buah ini banyak dijumpai di kawasan Maghribiyah seperti di Maroko. Buah ini pernah juga disinggung di Al Qur’an. Dikatakan bahwa ketika Zulaikho mengundang beberapa pembesar wanita Mesir untuk melihat Nabiyullah Yusuf ‘alayh salam. Zulaikho memberikan kepada mereka semua masing-masing sebuah pisau dan Utrujah. Setelah itu yang terjadi adalah seperti yang kita ketahui dalam kisah Nabi Yusuf yang diceritakan di dalam Al Quran.
Ibnu Hajar al Asqolaniy pernah berkomentar mengenai kenapa Utrujjah yang dipilih untuk tamtsil diatas. Hikmah pengkhususan Utrujjah sebagai perumpamaan karena Utrujjah kulitnya dapat digunakan sebagai obat. Dari bijinya juga dapat dihasilkan minyak yang punya ragam manfaat. Ada juga yang mengatakan bahwa jin tidak akan mendekat ke sebuah rumah yang didalamnya terdapat Utrujjah. Maka sangat cocok bila Al Quran diumpamakan dengannya yang mana setan tidak akan mendekat padanya.
Kulit bijinya berwarna putih yang juga selaras dengan hati seorang mukmin. Beberapa keistimewaan lainnya adalah besar bentuknya, indah penampilannya, warnanya yang menyenangkan, dan lembut bila disentuh. Bila dimakan terasa lezat, sedap aromanya, mudah dikunyah dan juga dapat membersihkan lambung.
Syaikh al Mubarokfuriy juga turut mengomentari buah ini, mengapa Nabi sholallahu ‘alayh wasallam mengkhususkan buah ini? Karena buah ini adalah yang paling baik yang dapat ditemukan di segala penjuru alam.
Beberapa kekhususannya dan keistimewaannya adalah besar ukurannya, bagus rupanya, memiliki rasa yang baik, lembut jika kita menyentuhnya, dapat “menghipnotis” siapapun yang melihatnya, sangat cerah warnanya, menyenangkan siapapun yang memandangnya, menambah nafsu makan tatkala melihatnya, mempunyai manfaat setelah mengkonsumsinya, maka keempat panca indera melihat, perasa, pencium, sentuh- memperoleh manfaat yang ia punya.
Salah seorang Syaikh yang bernama al Azhim Ubadiy mengatakan, Kenapa Utrujah yang dipilih? Karena Utrujah merupakan kumpulan rasa sekaligus aroma yang thoyyib, warna yang baik, dan mempunyai manfaat yang banyak. Dan maksud dari permisalan dengan menggunakannya adalah sebagai penjelas akan kondisi seorang mukmin dan ketinggian akan amalannya (tilawatul Quran). Wa Allahu A’lam Bi Showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar