Selasa, 26 Mei 2015

Besok, Biksu Myanmar Gelar Demo Anti Rohingya

Allah Subhanahu Wa aTa'ala Berfirman :
وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
"Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".   (QS. At Taghabun : 14) 

Biksu anati Muslim       (afdhalilahi.blogspot.com)
(Mediaislamia.com) --- Biksu anti-Muslim dan nasionalis Myanmar, Rabu (27/5), akan menggelar demo melawan tekanan asing dan pemulangan Muslim Rohingya.

Myanmar Times memberitakan U Wirathu, biksu brutal yang memprovokasi pembantaian Muslim Rohingya di seluruh negeri, mendukung aksi protes.

Menurut Wirathu, krisis manusia perahu di Asia Tenggara adalah bom waktu dari ledakan populasi Bengali. Wirathu menolak menggunakan Rohingya untuk menyebut etnis yang berusaha dihabisi.

Mayor Polisi Khin Maung Kyi, dari Kepolisian Kota Bahin, mengatakan ijin resmi aksi demo dan pawai telah dikeluarkan. Demo akan dimulai dari pinggiran Yangon dan berakhir di Kyaikkasan. 
Ko Min Min, aktivis nasionalis Buddhis dan organisator demo, mendesak polisi mengijinkan demo dihadiri 500 orang dari 20 kelompok. Jika tidak, pawai akan tetap dilakukan meski tanpa ijin.

Menurut Min Min, demo akan diikuti Gerakan 969, kelompok biksu anti-Muslim, dan Komite untuk Perlindungan Nasionalis dan Agama -- dikenal dengan sebuta Ma Ba Tha.

Dua kelompok ini berada di belakang penerapan UU Kontrol Populais Muslim yang baru saja disahkan Presiden Thein Sein.

Kelompok lain yang akan terlibat dalam demo adalah Cahaya Masa Depan dan Nasionalis Darah. Sayadaw Pamaukkha, biarawaran paling menonjol di Magway dan aktivis Ma Ba Tha, mengatakan akan terlibat dalam demo ini.

Biksu Myanmar gelar demo        (arrahmah.com)
Di lama Facebook-nya, Ko Min Min menulis; "Aku tidak akan pernah bisa menerima orang-orang perahu di Myanmar. Mereka bukan orang Myanmar, tapi dari Bangladesh."

Kepada Myanmar Times, U Wirathu mengatakan tidak bisa ikut demo karena berada di Mandalay untuk mengajar.

Ia mengatakan; "Dunia gagal memahami penyebab kiris migran, dan para migran mencoba melemparkan diri ke laut agar dilihat sebagai korban."

"Saya ingin bertanya kepada dunia internasional mengapa kami harus menerima para penipu di Myanmar," ujar U Wirathu.

Penipu, pembunuh, dan entah apa lagi, adalah sebutah yang biasa digunakan Wirathu untuk Muslim Rohingya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar