Isu pemalsuan makanan semakin marak dan menimbulkan kekhawatiran. Terlebih penemuan beras plastik yang baru saja terjadi di Bekasi dan fenomenanya ternyata sudah tersebar di benua Asia.
Cina sebagai pelopor beras plastik dilaporkan Tribun News, Rabu (20/5/2015) sudah lebih ‘maju’ dalam hal pemalsuan makanan. Beberapa di antaranya yang sempat terdengar adalah telur dan susu bubuk melamin.
Namun, melamin ternyata bukan satu-satunya bahan yang ditemukan di dalam susu bubuk palsu. Di India bahkan ditemukan susu bubuk yang bercampur bubuk deterjen.
Sementara di Indonesia, kasus susu bubuk oplosan tepung baru sempat ditemukan di Bogor pada tahun 2007, entah dengan susu bubuk mengandung deterjen.
Pemalsu makanan dipenjara seumur hidup
Pemerintah India melaporkan pada Selasa (12/05/2015) lalu bahwa survey dari Food Safety and Standards Authority of India (FSSAI) menyatakan lebih dari setengah total 1.791 sampel susu yang didapat di 33 wilayah bagian tidak memenuhi standar.
“68,4% dari sampel ditemukan tidak memenuhi standar yang telah ditentukan,” jelas Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga J. P. Nadda.
Ia juga mengatakan bahwa 44,69% dari sejumlah sampel susu bubuk skim ditemukan tidak memenuhi standar karena terdeteksi adanya glukosa. Sementara 5,75% dari sampel itu ditemukan adanya campuran deterjen.
Menanggapi hasil survey ini, Nadda mengatakan bahwa akan diberlakukan sanksi khusus untuk aksi pelanggaran standar dan regulasi kesehatan. Sanksi yang dikenakan termasuk hukuman penjara seumur hidup.
“Dalam kasus di mana sampel ditemukan tidak sesuai dengan ketentuan UU, Peraturan, serta Regulasi, tindak pidana (terkait) akan dikenakan pada pelaku,” ucapnya lagi kepada Press Trust of India.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar