Warga Muslim dari desa Atali di Ballabgarh, Faridabad, telah meninggalkan mata pencaharian mereka, meninggalkan rumah mereka, yang telah dibakar, bersama dengan masjid mereka, dalam serangan yang dilakukan oleh komunitas Hindu jat India awal pekan ini.
“Kami baru saja mulai shalat ketika serangan itu dimulai. Mereka datang berkelompok berjumlah 10 orang dan menyerang setiap rumah,” Isal, pemilik showroom, yang terletak tepat di seberang masjid, mengatakan kepada Indian Express pada Rabu, (27/5/2015), sebagaimana dilansir oleh onislam.net.
“Bata dan tabung gas dilemparkan, dilemparkan ke dalam rumah. Mereka menyerang kami dengan pemukul bisbol dan tongkat. Kami mencoba untuk melarikan diri dengan mengunci diri di dalam rumah kami.”
“Saat itu mereka mulai menyiram rumah kami dengan bensin dan membakarnya,” tambahnya.
Kekerasan itu meletus pada Senin malam ketika ummat Islam sedang shalat maghrib.
Kekerasan itu meletus pada Senin malam ketika ummat Islam sedang shalat maghrib.
Sengketa ini tampaknya terkait dengan pembangunan sebuah masjid baru yang dibekukan selama enam tahun terakhir.
Meskipun Muslim menegaskan bahwa pengadilan telah memberi mereka izin untuk melanjutkan pembangunan, Hindu Jat menyatakan bahwa melanjutkan pembangunan masjid di desa itu jelas melanggar perintah pengadilan.
Serangan itu menyebabkan masjid dibakar bersama dengan 17 rumah milik Muslim yang berada di daerah sekitar masjid.
Meskipun Muslim menegaskan bahwa pengadilan telah memberi mereka izin untuk melanjutkan pembangunan, Hindu Jat menyatakan bahwa melanjutkan pembangunan masjid di desa itu jelas melanggar perintah pengadilan.
Serangan itu menyebabkan masjid dibakar bersama dengan 17 rumah milik Muslim yang berada di daerah sekitar masjid.
Sebuah toko yang berada di samping masjid terbakar dalam serangan yang tampaknya menargetkan pemilik Muslim.
Bukti dari Muslim yang keluar tergesa-gesa dari desa itu terlihat di mana-mana, meninggalkan pintu terbuka, kipas yang masih berputar dan barang-barang yang tertinggal.
Menjadi tunawisma, warga Muslim melakukan protes pada Selasa (26/5), menuduh polisi tidak efisien dalam menyelidiki kasus ini.
“Polisi belum melakukan apa-apa. Bahkan selama 36 jam setelah kekerasan itu, mereka tidak menangkap satu orang pun,” ungkap Sahil Ahmed, seorang pengunjuk rasa.
“Mereka memberi waktu kepada mereka yang telah membuat kami tunawisma untuk mengubur bukti dan lolos begitu saja,” tambahnya.
Bukti dari Muslim yang keluar tergesa-gesa dari desa itu terlihat di mana-mana, meninggalkan pintu terbuka, kipas yang masih berputar dan barang-barang yang tertinggal.
Menjadi tunawisma, warga Muslim melakukan protes pada Selasa (26/5), menuduh polisi tidak efisien dalam menyelidiki kasus ini.
“Polisi belum melakukan apa-apa. Bahkan selama 36 jam setelah kekerasan itu, mereka tidak menangkap satu orang pun,” ungkap Sahil Ahmed, seorang pengunjuk rasa.
“Mereka memberi waktu kepada mereka yang telah membuat kami tunawisma untuk mengubur bukti dan lolos begitu saja,” tambahnya.
Seorang warga Muslim menderita luka bakar yang parah di kedua tangannya.
Pria itu, Buddhan Khan, mengatakan bahwa sekelompok pria mengikat tangannya dan menyiramnya dengan bensin, lalu membakarnya.
“Saya ingat saat melihat tangan saya menyala. Dan kemudian saya ingat rasa perih itu. Itu tak tertahankan. Mereka mengikat saya, mencegahku bergerak sementara saya melihat kedua tangan saya terbakar. Mereka mengatakan kepadaku bahwa ini adalah hukuman bagi mereka yang ingin membangun masjid di tanah mereka,” ungkap Khan.
Khan mengatakan bahwa dia berhasil melarikan diri dari penyerang ketika beberapa pemuda Muslim muncul di masjid.
“Aku berlari menuju kolam yang berada di dekat masjid dan aku mencelupkan tangan saya di air. Pada saat itu, polisi mulai datang dan kekerasan itu mereda,” katanya.
“Saya ingat saat melihat tangan saya menyala. Dan kemudian saya ingat rasa perih itu. Itu tak tertahankan. Mereka mengikat saya, mencegahku bergerak sementara saya melihat kedua tangan saya terbakar. Mereka mengatakan kepadaku bahwa ini adalah hukuman bagi mereka yang ingin membangun masjid di tanah mereka,” ungkap Khan.
Khan mengatakan bahwa dia berhasil melarikan diri dari penyerang ketika beberapa pemuda Muslim muncul di masjid.
“Aku berlari menuju kolam yang berada di dekat masjid dan aku mencelupkan tangan saya di air. Pada saat itu, polisi mulai datang dan kekerasan itu mereda,” katanya.
Polisi tiba di desa itu setelah kerusuhan usai, dan membubarkan penyerang.
“Orang yang terluka dibawa ke rumah sakit sipil dengan sebuah bus. Sejumlah warga Jat juga mengalami luka-luka dan mereka juga dibawa ke rumah sakit,” kata seorang petugas.
Sumber polisi mengatakan bahwa proses pengaduan telah dimulai.
“Saat ini, kami mencatat keluhan yang sedang diajukan. Kami juga mengidentifikasi rumah-rumah yang telah dibakar, menemukan pemiliknya dan menghitung besarnya kerugian,” kata petugas polisi.
Ada sekitar 180 juta Muslim di India yang berpenduduk mayoritas Hindu, yang membentuk 13 persen dari penduduk negara itu. Kristen membentuk kurang dari 3 persen.
Sumber polisi mengatakan bahwa proses pengaduan telah dimulai.
“Saat ini, kami mencatat keluhan yang sedang diajukan. Kami juga mengidentifikasi rumah-rumah yang telah dibakar, menemukan pemiliknya dan menghitung besarnya kerugian,” kata petugas polisi.
Ada sekitar 180 juta Muslim di India yang berpenduduk mayoritas Hindu, yang membentuk 13 persen dari penduduk negara itu. Kristen membentuk kurang dari 3 persen.
Setidaknya tiga orang Muslim tewas dan beberapa luka-luka saat massa Hindu menyerang sebuah desa berpenduduk mayoritas Muslim di Bihar India Januari lalu.
Di Utter Pradesh, puluhan orang tewas dalam bentrokan Hindu–Muslim pada tahun 2013 di Muzaffarnagar.
Kerusuhan itu mengakibatkan kematian setidaknya 60 orang dan memaksa sekitar 70.000 Muslim melarikan diri dari desa mereka.
Di Utter Pradesh, puluhan orang tewas dalam bentrokan Hindu–Muslim pada tahun 2013 di Muzaffarnagar.
Kerusuhan itu mengakibatkan kematian setidaknya 60 orang dan memaksa sekitar 70.000 Muslim melarikan diri dari desa mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar