Rabu, 08 Juli 2015

Alasan Masyarakat Yunani Tolak Dana Bantuan Eropa dan IMF

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۚ وَإِن تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا يُؤْتِكُمْ أُجُورَكُمْ وَلَا يَسْأَلْكُمْ أَمْوَالَكُمْ
"Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu".    (QS. Muhammad : 36) 

Yunani setelah Referendum        (kulitinta.com)
(Mediaislamaia.com) --- Meski sudah dinyatakan sebagai negara bangkrut, mayoritas atau lebih dari 60 persen masyarakat Yunani masih saja menolak dana bantuan dari Eropa dan IMF. Masyarakat tidak setuju dengan syarat utang dari Eropa dan IMF berupa penghematan dengan cara mengurangi anggaran gaji dan pensiun, serta menaikkan tarif pajak di Yunani.

Di Yunani sendiri, saat ini beredar pepatah 'pria yang sudah basah tidak takut akan hujan'. Pepatah ini seolah menggambarkan masyarakat Yunani yang tidak takut dengan risiko apapun karena kondisi sekarang sudah terlanjur buruk.

Pengusaha restoran kecil di Athena, Connie Thomas membeberkan alasan kenapa mayoritas masyarakat Yunani menolak dana bantuan dari Eropa dan IMF. Padahal, keputusan ini akan membawa negaranya dalam kehancuran.

"Jadi alasannya mereka ini tidak ada pekerjaan, tidak punya uang, tidak punya tabungan. Itu sebabnya mereka tidak takut mengambil risiko," kata Connie, Selasa (7/7).

Banyak pengusaha di Athena berharap pemerintah Yunani menerima bantuan dari Eropa dan IMF. Misalnya, Anthony yang memilih iya terhadap bantuan Eropa saat referendum beberapa hari lalu.

Sementara itu, pensiunan berusia 60 tahun, Eva Ferentinos menolak bantuan Eropa dan Yunani. Dia mengatakan, kondisi Yunani dalam lima tahun terakhir sudah terpuruk dan anggaran pensiun sudah dipotong sebelumnya. Dia tidak mau lagi ada penghematan anggaran. Namun dia tetap ingin Yunani berada di zona Euro.

Rakyat Yunani berkumpul       (bisnis.liputan6.com)
"Saya berharap kami akan tetap berada di Eropa, saya ingin berada di Eropa, tapi kami butuh program yang lebih baik," kata Eva.

Eva menyebut, Eropa sebenarnya memiliki kewajiban dalam membantu Yunani tapi bukan dengan syarat penghematan. "Saya paham kalau negara Eropa menginginkan yang terbaik untuk negara anggotanya, namun saat mereka melihat warga di negara ini susah, mereka harus membantu dong," imbuh Eva.

Eva seolah tidak menyadari bahwa Yunani telah dua kali menerima bantuan dari Eropa. Kini dia meminta lebih banyak namun dengan syarat yang diperlonggar. "Kami memang membuat kesalahan, tapi itu sebabnya kita berada di Eropa untuk saling membantu kan," ucapnya polos.

Namun demikian, beberapa masyarakat Yunani ada juga yang memahami konsekuensi penolakan dana bantuan dari Eropa dan IMF. Misalnya, Najia Drakia yang secara tegas menolak syarat utang. Dia menginginkan negaranya keluar dari zona Euro meski Yunani akan memasuki masa suram seperti yang diprediksi analis seperti PDB Yunani bakal anjlok, devaluasi mata uang, dan pengangguran makin tinggi.

"Kami perlu mendeklarasikan tidak membutuhkan utang, kembali ke Drachma (mata uang Yunani lama), dan pemerintah bisa menyesuaikan nilai tukarnya," kata Najia yang bekerja sebagai pegawai pemerintah Yunani.


Silahkan klik Vidio di bawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar