Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
لَّا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَن تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً
"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka". (QS. Ali Imran : 28)
David undang El-Sisi (thecairopost.com) |
(Mediaislamia.com) --- Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron dilaporkan menerima kritikan keras dari organisasi internasional hak asasi manusia (HAM) Amnesty Internasional, karena mengundang Presiden Mesir Abdel Fatah el Sisi dalam pertemuan di London.
Menurut Amnesty Internasional, PM Inggris seharusnya turut mengkritik Mesir atas maraknya kasus pelanggaran HAM, sebab negara itu telah banyak menghukum mati warganya, termasuk yang baru-baru ini terjadi adalah vonis hukuman mati bagi mantan Presiden Mesir, Mohammad Morsi.
“Inggris selalu menentang hukuman mati, namun kini PM Cameron mengundang pemimpin negara yang banyak menghukum mati warganya,” ungkap Wakil Direktur Amnesty Internasional Timur Tengah, Hassiba Hadj Sahraou, kepada harian Inggris The Guardian, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (19/6/2015).
David Camerun mendapat kecaman (satuharapan.com) |
“Kami sangat mengecam undangan yang dilakukan PM Cameron kepada Presiden Fatah el Sisi. Jika memang itu telah terjadi, kami ingin melihat PM David secara pribadi mengangkat isu hak asasi manusia dalam pertemuannya dengan Presiden Fatah el Sisi,” lanjutnya.
Sahraou menambahkan, Mesir diketahui memiliki peningkatan tajam dalam tindakan eksekusi mati sejak Fatah el Sisi berkuasa. Banyak komunitas internasional yang menentang kebijakan Presiden Mesir tersebut.
Sementara itu, salah seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris, Lady Anelay, membela keputusan PM David. Menurutnya, PM Inggris itu telah meningkatkan pembicaraan keprihatinan terhadap isu HAM dengan pemimpin negara-negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar