Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :
إِذَا رَأَيْتُمْ الْهِلَالَ فَصُومُوا وَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُومُوا ثَلَاثِينَ يَوْمًا
"Jika kalian telah melihat hilāl, maka berpuasalah, dan apabila kalian melihatnya kembali, maka berpuasalah. Namun, bila bulan itu tertutup dari pandangan kalian (karena awan), maka berpuasalah sebanyak tiga puluh hari".
Sidang Isbat Jama'ah Muslimin (Hizbullah) [facebook.com] |
(Mediaislamia.com) --- Jama’ah Muslimin (Hizbullah), wadah kesatuan umat Islam berpusat di Indonesia, menetapkan 1 Ramadhan 1436 Hijriyah jatuh pada Kamis, 18 Juni 2015 Masehi.
Hal ini berdasarkan laporan pemantauan hilal dari seluruh wilayah di Indonesia dan negara di dunia khususnya Timur Tengah bahwa hilal tidak terlihat.
“Berdasarkan pemantauan ru’yatul hilal di berbagai wilayah di Indonesia di antaranya laporan dari Kalimantan Timur, Jakarta Utara, Cilacap, dan beberapa negara seperti Arab Saudi dan Gaza, Palestina bahwa tidak terlihat hilal. Maka, sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, awal Ramadhan istikmal (disempurnakan), karena itu Imaamul Muslimin menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Kamis 18 Juni,” kata Ketua Dewan Hisab dan Ru’yah (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah), M. As’adi Al-Ma’ruf membacakan surat penetapan 1 Ramadhan 1436, di Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Rabu dini hari (17/6).
Tim DHR menumumkan hingga tengah Rabu dini hari sekitar pkl 00.10 WIB karena menunggu laporan pemantauan hilal dari negeri Muslim lainnya terutama ru’yatul hilal di Arab Saudi dan Jalur Gaza, Palestina.
“Laporan sore hari di Timur Tengah terpaut sekitar empat-lima jam, sehingga kita di Indonesia menunggu sampai tengah malam atau dini hari, sebab muslim di seluruh dunia adalah satu. Hilal di seluruh negeri berlaku untuk muslim lainnya tanpa terbatas teritorial, karena Islam bersifat rahmatan lil ‘alamin,” ujar As’adi.
Surat Penetapan Imaamul Muslimiin tentang 1 Ramadhan 1436 H.(Dok. DHR)
Imaamul Muslimin KH.Yakhsyallah Mansur,MA dalam tausiyahnya pada sidang Dewan Hisab dan Ru’yat mengatakan, jika terlihat hilal (awal bulan) di suatu negeri, maka berlaku di negara yang lain, karena perintahnya jelas. Saat ini tidak terlihat hilal, maka disempurnakan bulan Sya’ban 30 hari, sehingga awal Ramadhan Kamis 18 Juni.
Kep. Didang Isbat (facebook.com) |
“Dengan bertawakkal kepada Allah dan wujud tanggung jawab kepada seluruh Muslimin dalam melaksanakan ibadah, dikaitkan dengan bulan-bulan Ramadhan, Syawwal dan Dzulhijjah, maka 1 Ramadhan jatuh hari Kamis 18 Juni,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur.
Amir Dewan Hisab dan Rukyat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) KH Abu Muchtar Marsai menyatakan bahwa memang berdasarkan hisab falakiyah Ibnu Syathir Addimasyqi itu sendiri, menunjukan bahwa Kamis 18 Juni 2015 adalah awal bulan Ramadan 1436 di seluruh dunia.
“Ini karena ijtima terjadi terletak di buruj al-Jauza 26,43 darjah dan di manzilah Al-Tsuraya 10,43 darjah , pada hari Selasa 16 Juni 2015 M. Pukul 17,17 Waktu Zawaliyah Makah Al-Mukarramah atau pukul 21,17 WIB. Maka rukyatul hilal pada Selasa sore 29 Sya’ban, di Makah Al-Mukarramah sekalipun tidak terlihat karen hilal masih ada pada detik-detik wiladah. Apalagi di Indonesia masih dibawah ufuk 1 darjah,” ujar KH Marsa’i.
Dari Arab Saudi dilaporkan, Tim Ru’yatul Hilal DHR di Makkah al-Mukarramah melaksanakan rukyatul hilal di puncak Jabal Nur Gua Hira, Makkah, Arab Saudi. Demikian pula tim ru’yah di Jalur Gaza, Palestina melaporkan tidak terlihat hilal.
“Tebalnya kabut menghalangi ufuk hingga 10 menit sebelum tenggelam,” ujar Sakti Wibowo dalam laporannya dari tanah suci Makkah.
Sementara itu, Pemerintah RI melalui sidang Isbat Kementerian Agama, menetapkan awal Ramadhan sama pada Kamis 18 Juni berdasar tidak terlihat hilal di seluruh provinsi di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar