Sabtu, 02 Mei 2015

Rapat DK PBB Soal Yaman Berakhir Tanpa Hasil

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Befirman :
وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka".   (QS. Ash Shuraa : 38) 

Rapat DK PBB soal Yaman tanpa Hasil   (kanalsatu.com)
(Mediaislamia.com) --- Rapat Dewan Keamanan PBB soal konflik Yaman berakhir pada Jumat (1/5) tanpa solusi nyata dengan 15 anggotanya tidak dapat menyepakati pernyataan langsung tentang krisis yang berkembang. 

Perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, menyerukan rapat tertutup tersebut sehari setelah Sekjen PBB Ban Ki-moon memperingatkan bahwa layanan kemanusian di Yaman telah berada "di ambang kehancuran."

Sejumlah diplomat mengungkapkan bahwa Rusia ingin mengatasi situasi kemanusiaan dan keamanan di negara Arab termiskin itu.

Namun, sebagian diplomat lainnya menyatakan bahwa telah terdapat kesepakatan soal kebutuhan dasar dan layanan kemanusian di Yaman. Sementara, pembicaraan politik dan diskusi dewan harus terus dilakukan.

Ketika rapat usai digelar, Churkin mengungkapkan bahwa 15 anggota dewan tidak mendukung usulannya yang terangkum dalam tiga paragraf rancangan pernyataan DK PBB. Salah satu usulan Churkin adalah soal penerapan gencatan senjata secepatnya antar pihak yang bertikai. 

"Saya siap mengusulkan gencatan senjata, atau paling tidak jeda kemanusiaan, untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan. Mereka tak sepakat," kata Churkin, dikutip dari Reuters, Jumat (1/5). 

Churkin menilai, tanpa desakan DK PBB agar berbagai pihak di Yaman menyetujui gencatan senjata, situasi kemanusiaan di Yaman akan semakin memburuk.
"Jika soal pengiriman makanan saja tidak dapat disetujui, lalu apa yang dapat setujui? Ini semua hanya basa-basi. Mereka bilang situasi di sana buruk, tapi kita tak melakukan apa-apa," kata Churkin usai rapat. 

Dilaporkan Al-Arabiya, selain soal gencatan senjata, Churkin juga menyerukan pembicaraan perdamaian yang dipimpin PBB dan melibatkan semua pihak yang bertikai di Yaman kembali digelar. 

Churkin juga mengusulkan PBB mengirimkan utusan khusus baru di Yaman yang akan memandu pembicaraan. 

Churkin menyatakan para anggota DK PBB tak mencapai kata sepakat karena harus berkonsultasi dengan pemerintahan mereka masing-masing. Namun, Churkin pesimistis soal hal ini. 

Sikon di Yaman kurang mendukung        (elshinta.com)
Sementara soal posisi Amerika Serikat, Churkin menyatakan "Jelas, mereka perlu merasa tanggung jawab karena mereka mendukung koalisi serangan udara, dan merasa bertanggungjawab atas konsekuensi kemanusiaan".

Sementara, AS tidak mengomentari pernyataan Churkin tersebut.

Pembicaraan damai yang dipimpin PBB diperkirakan sulit dilakukan dalam waktu dekat. Dewan Negara Teluk, meliputi Arab Saudi, bersikeras bahwa pembicaraan harus dilakukan di ibu kota Riyadh.

Sementara menurut Churkin, milisi Houthi tidak akan mau mendatangi Riyadh.
Silang sengkarut perebutan kekuasaan menjadikan Yaman sebagai salah satu negara Timur Tengah yang terpecah-pecah, miskin dan semakin lemah. Penasehat PBB di Yaman telah memperingatkan bahwa negara ini tengah berada di "ambang perang saudara".

Selama bertahun-tahun, negara ini dirongrong oleh berbagai kelompok militan yang bertikai satu sama lain, yaitu tentara militer pemerintah Abdu Rabbu Mansour Hadi, milisi Syiah Houthi yang didukung oleh loyalis presiden terguling Ali Abdullah Saleh. 

Selain itu, terdapat sejumlah laporan bahwa kelompok militan al-Qaidah di Semenanjung Peninsula (AQAP) dan bahkan simpatisan ISIS ikut memanfaatkan konflik di Yaman dalam menyebarkan teror.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar