Jumat, 01 Mei 2015

Pra Silatnas MIUMI: Tabligh Akbar MIUMI ajang pengenalan liku dakwah Nusantara




Alhamdulillah, Tabligh Akbar MIUMI di Masjid Kampus UGM berlangsung dengan khusyuk dan dihadiri ribuan pemuda-pemudi dan kaum muslimin secara umum. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Pra Silatnas MIUMI (silaturahmi nasional Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) yang juga dilaksanakan pada hari ini, Jum’at, (1/5/2015).
Acara tersebut berlangsung setelah shalat Jumat dengan khathib Ustadz Ridwan Hamidi. Adapun pembicara yang hadir menginspirasi peserta adalah, Ustadz K.H. Fadlan Garamatan, Ustadz K.H. Bachtiar Nasir, dan Ustadz K.H. Farid Ahmad Okbah.
Pada sesi pertama, Ustadz Fadlan yang terkenal sebagai “dai sabun” menyampaikan kisah dan hikmah berdakwah di pedalaman. Dengan beraneka pendekatan sederhana kepada masyarakat -termasuk hanya dengan mengenalkan sabun- beliau dapat mengislamkan ribuan orang Papua. Melalui pendekatan budaya, beliau juga mengubah nama Papua menjadi “nuwar” yang artinya bersinar. Ia juga menampakkan kepada masyarakat disana bahwa, “Islam itu indah lagi sempurna.” Kisah dakwahnya dengan segmen yang khas, mudah-mudahan dapat menggugah dan mencerahkan para peserta tabligh akbar. Maasyaa Allah.
Sementara Ustadz Bachtiar Nasir melanjutkan dengan tema pemuda dan dakwah. Menurutnya, narasi terbaik yang bisa dibawakan oleh pemuda (sebagai da’i) adalah narasi Al Quran. Karena, Al Quran tidak hanya mampu mengubah sampai ke tingkat peradaban, namun juga hingga tataran alam semesta. Beliau pun menyampaikan bahwa pemuda yg mendampingi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat berdakwah adalah para elit shahabat di masa depan. Berkaca dari sirah sala tersebut, jika pemuda memiliki semangat dakwah yang tinggi, insyaa Allah dapat menjadi bibit pemimpin Ummat di kemudian hari, seperti para elit shahabat.
Tabligh akbar ditutup dengan taushiyah Ustadz Farid Okbah, Beliau merupakan da’i senior yang dimiliki kaum Muslimin Nusantara hari ini. Dalam kesempatan tersebut, beliau mengingatkan tentang bahaya pemikiran dan praktik Islam yang menyimpang dari Al Quran dan Hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam yang patut diwaspadai. Menurutnya, perabadan hari ini pun harus kembali kepada peradaban wahyu Ilahi agar tidak semakin rusak dan menuju kepada perbaikan hakiki.
“Semoga dengan tabligh akbar di hari Jum’at (1/5) yang penuh berkah dan dihadiri ribuan kaum Muslimin, dapat memberikan pencerahan, sehingga dapat membawa Indonesia menjadi lebih beradab,” demikian harapan Panitia Tabligh Akbar MIUMI.
sumber:arrahmah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar