Minggu, 10 Mei 2015

Rumah Mantan Presiden Yaman Dibom

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ    أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَٰكِن لَّا يَشْعُرُونَ
Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar".   (QS. Al Baqarah : 11-12) 

Rumah Mantan presiden Yaman dibom  (photo.sindonews.com)
(Mediaisllamia.com) --- Jet tempur Arab Saudi dan koalisinya dilaporkan telah mengebom kediaman mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh. Namun, saksi mata mengatakan tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut karena mantan Presiden Saleh telah lama pergi dari Yaman.

“Sebanyak tiga serangan udara mengarah ke Kota Sanaa hari ini dilancarkan, satu di antaranya dilaporkan menghantam kediaman mantan Presiden Saleh. Meski demikian, Saleh beserta keluarganya baik-baik saja, karena telah lama keluar dari Yaman,” demikian laporan kantor berita Yaman, Khabar, seperti dikutip Al Jazeera, Minggu (10/5/2015).

“Kepulan asap tebal terlihat membumbung tinggi di sekitar wilayah kediaman mantan Presiden Saleh, di Kota Sanaa,” lanjut laporan tersebut.

Sebagaimana diberitakan, mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, dilaporkan telah meninggalkan Yaman menuju suatu tempat yang belum diketahui.

Mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang digulingkan rakyatnya pada 2012 itu bahkan telah mengirim pesan untuk meminta jalan keluar aman untuknya dan keluarga kepada koalisi Arab Saudi.

Dalam pesannya, ia mengaku tidak memiliki hubungan apapun dengan Kelompok Houthi. Hal itu tentu saja bertentangan dengan pernyataan awal Ali Abdullah Saleh. Ketika itu, ia turut mengirim putranya, Ahmed Ali Saleh, untuk membantu Kelompok Houthi. Pesan mantan Presiden Saleh menimbulkan kesan bahwa ia mengkhianati Kelompok Houthi.

Sementara itu, pasukan Yaman yang bersekutu dengan Houthi menyatakan sepakat melakukan gencatan senjata selama lima hari seperti yang ditawarkan Arab Saudi sebelumnya. Hal itu dibeberkan Juru Bicara pasukan Yaman yang bersekutu dengan Houthi, Kolonel Sharaf Luqman.


Silahkan klik Vidio di bawah ini : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar