Rabu, 02 September 2015

Mesir Selidiki Muazin yang Sindir Facebook dalam Azan

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".    (QS. Al Hujurat : 6) 

Ilustrasi - Adzan Subuh      (brilio.net)
(Mediaislamia.com) --- Kementerian Agama Mesir memerintahkan penyelidikan kepada seorang muazin setelah menerima keluhan dari warga provinsi Beheira di wilayah Delta Nil, terkait sindiran penggunaan Facebook dalam azan subuh pada akhir pekan lalu.

Dikutip dari Deutsche Welle, alih-alih mengucapkan, "Salat lebih baik ketimbang tidur" sebanyak dua kali pada azan subuh, sang muazin, Sheik Mahmoud Maghazi diduga mengucapkan "Salat lebih baik daripada Facebook."

Sontak, permasalahan ini menarik perhatian publik Mesir. Namun Manghazi membela diri atas tuduhan tersebut pada salah satu acara televisi yang populer di Mesir, bernama 10 PM.

Dalam acara itu, Maghazi membantah dia mengganti bagian azan dan mengaku tidak tahu apapun soal Facebook atau bagaimana penyebutan media sosial tersebut. Sebagai tanda protes terhadap para penuduhnya, Maghazi meluncurkan mogok makan. 
Pejabat kementerian, Sabri Ebada menyatakan bahwa insiden itu terjadi pada Sabtu (30/8) dan menegaskan bahwa muazin tersebut dapat diperkarakan. 

"Kasus ini akan dirujuk ke kejaksaan sesuai hukum," kata Ebada.

 Masjid di waktu subuh    (arsiparmansyah.wordpress.com)
Tuduhan Ikhawanul Muslimin

Maghazi menyatakan para penuduhnya adalah anggota kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin. Maghazi menuduh kasus ini merupakan upaya untuk memberhentikannya dari manajemen masjid, karena Manghazi kerap tidak memperbolehkan aksi protes dan kelas Islam tanpa izin di masjid itu. 

"Saya melarang kelompok manapun menggunakan masjid untuk mengadakan kelas tanpa memiliki izin," katanya.

Masjid-masjid di Mesir diawasi oleh pemerintah, sebagai bagian dari upaya memberangus anggota Ikhwanul Muslimin dan pendukungnya, pasca penggulingan mantan presiden Mohammed Mursi oleh militer pada 2013. 

Sejak itu, Ikhwanul ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh otoritas Mesir. Sebagian besar pemimpin Ikhwanul Muslimin kini di penjara, atau tinggal di pengasingan. Mursi sendiri kini menghadapi hukuman mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar