Minggu, 27 September 2015

Iran tunggangi tragedi Mina untuk hantam Arab Saudi


Saat Arab Saudi terus melakukan penyelidikan atas tragedi Mina yang menewaskan lebih dari 700 jamaah, Iran malah melemparkan kecaman untuk menghantam kerajaan.
Negara Iran dikenal telah menghadapi angka kematian tertinggi dalam insiden dimana sebanyak 131 warga Iran meninggal, menurut al-Arabiya. Maroko adalah tertinggi kedua yaitu sebanyak 87 orang. Tapi permusuhan Iran terhadap Arab Saudi menyebabkan beberapa pihak mempertanyakan kevalidan jumlah tersebut.
Rumor dari Iran mengatakan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi dan konvoi Menteri Pertahanan Muhammad bin Salman al-Saud menyebabkan kepanikan itu dan menyebabkan jamaah berdesak-desakan dan terinjak-injak.
“Laporan itu mengatakan bahwa kehadiran pangeran di tengah-tengah kerumunan manusia menyebabkan jamaah mengalami perubahan arah dan memicu kepanikan,” kata kantor berita milik Iran, Press TV.
Harian Lebanon yang merupakan sekutu dekat Iran juga menambahkan bahwa Salman dan rombongan dengan cepat meninggalkan tempat kejadian, dan pemerintah Saudi berusaha untuk menutup-nutupi seluruh cerita dan memaksa membungkam media atas kehadiran Salman di lokasi itu.
Press TV juga melaporkan bahwa sebanyak 2.000 orang meninggal dalam tragedi itu, jauh lebih banyak daripada jumlah yang diberitakan oleh semua outlet berita lainnya yang menyebutkan bahwa korban meninggal sebanyak 717.
“Matilah dinasti Saudi,” teriak para demonstran di ibu kota Teheran, yang memprotes bencana di Mina, seperti dilaporkan oleh televisi publik Iran, sebagaimana dilansir oleh CNN.
Mantan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki, yang negaranya dilanda kecamuk perang di bawah kepemimpinanya, ikut mengecam Saudi yang mengatakan bahwa insiden ini adalah “bukti penyelenggara musim haji tidak kompeten.”
Dalam pernyataan yang dimuat di situs Kementerian, Menteri Kesehatan Saudi Khaled al-Falih mengatakan bahwa penyelidikan akan dilakukan dengan cepat.
“Penyelidikan atas insiden di kerumunan yang berlangsung hari ini di Mina, yang mungkin dikarenakan beberapa jamaah bergerak tanpa mengindahkan petunjuk oleh otoritas terkait, akan cepat dan akan diumumkan seperti yang terjadi dalam insiden lainnya,” bunyi pernyataan itu.
Menurut Sabq.org, dalam proses penyelidikan tragedi Mina 2015, sejumlah saksi mata di lokasi mengatakan, bahwa insiden itu diawali dengan terburu-burunya para jamaah haji dari Iran untuk melewati dan menerobos rute jamaah lainnya sambil mengampanyekan ide revolusi Iran. Mereka menolak diatur saat diminta kembali ke rute yang sudah ditentukan.
Pejabat Keamanan di Saudi mengatakan, penyebab insiden Mina disebabkan jamaah haji dari Iran tidak mengikuti rute yang sudah ditentukan pemerintah Saudi. Ini selalu terjadi setiap tahun.
“Jamaah dari Iran tidak mendengarkan dan mengabaikan instruksi kemudian bentrok dengan kami dan meneriakkan slogan-slogan revolusi sebelum terjadinya insiden,” ungkap seorang pejabat keamanan Saudi sebagaimana dikutip Sabq.org, Jumat (25/9/2015).
Para saksi mata mengungkapkan bahwa mereka sering menyaksikan jamaah haji dari Iran mempropagandakan apa yang mereka sebut sebagai “Revolusi Islam” kepada jamaah haji dari negara lain. “Mereka juga kerap mengambil keuntungan dengan memprovokasi jamaah agar bentrok (terjadi) antar jamaah dan pasukan keamanan Saudi.”(muhamad/arrahmah/beritaislam.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar