Allah Subhanahu WA Ta'ala Berfirman :
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
"Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. (QS. Al-Isra : 4)
Dua wartawan diserang tentara Israel (spdi.eu) |
(Mediaislamia.com) --- Tentara Pertahanan Israel (IDF) menskors seorang petugas dan meluncurkan penyelidikan setelah sebuah rekaman yang beredar menunjukkan tentara IDF menyerang dua wartawan dan menghancurkan kamera mereka di desa Beit Furik, Tepi Barat, pada Jumat (25/9).
Dilaporkan CNN, video yang dirilis oleh perusahaan video Palestina, Palmedia, menunjukkan dua wartawan kantor berita Perancis, Agence France-Presse (AFP), diserang ketika tengah bekerja di dekat kelompok tentara IDF. Saat itu, tentara IDF meluncurkan tembakan gas ke arah warga Palestina yang melemparkan batu.
Para tentara IDF membanting kamera para wartawan ke tanah berkali-kali hingga hancur dan membuangnya ke sisi jalan.
"Dia membanting kamera saya dan dia mematahkan mikrofonnya. Saya tak sempat menyembunyikan kamera kedua yang berada di belakang saya," kata Andrea Bernardi, salah satu dari dua wartawan yang terlihat dalam video.
"Tentara itu kemudian mengambil kamera dari tangan saya dan membantingnya ke tanah," kata Bernardi.
Bernardi dan juru kamera asal Palestina, Abbas Momani yang mengenakan helm pelindung dan rompi dengan label "PERS," kemudian berusaha menjauh dari para tentara.
Namun, para tentara Israel justri mengejar mereka dengan sebuah mobil lapis baja. Satu tentara melompat keluar dari mobil dan menghancurkan kamera milik Momani dan menyita satu kamera lainnya.
Serangan ini terjadi di Tepi Barat (posindependet.com) |
Bernardi memaparkan dia kemudian mencoba pergi dari lokasi kejadian, dan mencoba menelepon kantor AFP dan kantor IDF untuk melaporkan apa yang dialaminya.
Meski demikian, video menunjukkan Bernardi kembali ke lokasi kejadian untuk mengambil foto kameranya yang dirusak para tentara sebagai bukti.
Ketika dia mulai menjepret sejumlah foto kameranya yang rusak, kendaraan lapis baja lainnya terlihat melaju ke arahnya.
Para tentara kemudian melompat keluar dari mobil dan membekuk Bernardi ke tanah. Bernardi mengaku saat itu seorang tentara meninju wajahnya.
"Tentara yang mengemudi kemudian keluar dari mobil dan mengambil pistol dari tasnya dan ia menodongkan pistol itu di depan wajah saya," kata Bernardi.
Terkait penyerangan ini, IDF menyatakan bahwa mereka tengah menyelidiki insiden ini, dan mengakui "petugas yang terlibat tidak bertindak profesional." IDF juga telah menangguhkan seorang komandan atas insiden ini.
"IDF menganggap insiden ini serius dan bertentangan dengan kode etik dan standar profesional. Penyelidikan sedang berlangsung dan kami belajar dari insiden ini," bunyi pernyataan dari IDF.
Bernardi merupakan wartawan asal Italia yang bekerja di AFP dan melaporkan berita dari sejumlah negara berkonflik, seperti Irak dan Afghanistan. Namun, Bernardi mengaku tidak pernah mendapat perlakuan semacam ini dari tentara pemerintahan di negara lain.
"Mereka hanya berdua atau paling banyak 3 tentara. Namun, mereka sepertinya bertindak tanpa berfikir. Benar-benar konyol," kata Bernardi.
Israel serang 2 wartawan (makasar.tribunnews.com) |
Sementara, Asosiasi Pers Asing (FPA) mengecam insiden ini dan menyebutnya "perilaku tercela dari tentara IDF."
"Meskipun IDF mengklaim tengah menyelidiki insiden ini dengan 'jajaran pejabat tertinggi', kami sangat sedih bahwa insiden ini hanya dapat dilaporkan karena tertanggkap kamera. Para tentara IDF kerap bertindak sesuka hati dan bahkan memiliki impunitas. Ini bertentangan dengan ideologi yangn mereka junjung," bunyi pernyataan FPA.
Juru Bicara IDF, Letkol Peter Lerner mengatakan pihaknya akan melakukan langkah untuk mendisiplinkan para tentara, sementara penyelidikan masih terus berlanjut.
Ini bukan kali pertama petugas keamanan Israel bentrok dengan para wartawan. Pada tahun baru Yahudi yang jatuh sekitar pertengahan September lalu, FPA menyatakan polisi perbatasan menyerang wartawan yang meliput bentrokan antara polisi Israel dan demonstran Palestina di kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
"Anggota polisi berulang kali memukuli, mendorong dan menggunakan semprotan merica kepada fotografer dan juru kamera, meskipun para wartawan memiliki identitas yang jelas dan tidak menunjukkan ancaman terhadap operasi polisi," bunyi pernyataan dari FPA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar