Minggu, 16 Agustus 2015

Rancang Penyatuan Kalender Islam Untuk Menyatukan Dunia Islam

Allah Subhanahu Wa aTa'ala Berfirman :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ.
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui".  (QS. Yunus : 5) 

KH. Abu Mukhtar Marsa'i       (mirajnews.com)
(Mediaislamia.com) --- Amir Dewan Hisab Ru’yat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah), K.H. Abu Mukhtar Marsa’i mengusulkan rancangan penyatuan kalender Islam Hijriyah secara universal untuk mempersatukan dunia Islam.

“Kita sedang mencoba merancang penyamaan kalender Islam untuk seluruh dunia,” kata Marsa’i dalam Sidang Istinbath Jama’ah Muslimin (Hizbullah) di Masjid Jami’ Darussalam Pasarkemis, Tangerang, Banten, Ahad sore ini (16/8).

Hal itu, kata Marsa’i, sebagai langkah lanjutan untuk mencegah perpecahan di kalangan umat Islam.

“Penyamaan kalender ini nantinya akan dijadikan sebagai media untuk mempersatukan umat. Kita tidak akan lagi berbeda, karena kita menggunakan acuan hasil ru’yat Ummul Qurra, bukan acuan Jakarta,” ujarnya.

Marsa’i menjelaskan, kalender itu nantinya akan memuat tiga bahasa, Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.

Untuk menyukseskan rencana itu, pihaknya bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan penyelesaian pembuatan kalender Islam itu.

“Kami akan menugaskan beberapa personil lapangan yang memang ahli di bidangnya untuk memberikan kabar penetapan awal bulan Hijriyah, dan designer untuk menyelesaikan pembuatan kalender itu,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Marsa’i berharap, penyamaan kalender ini bisa menjadi media yang cocok untuk mempersatukan umat.

“Kami berharap kalender ini bukan hanya kalender seperti pada umumnya, tapi lebih dari itu, kalender ini akan menjadi wasilah sebagai pemersatu umat. Nantinya, kalender ini akan kami namai ‘Taqwim Hijri’,” ungkapnya.

Muktamar Kalender Islam

Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin menyebutkan, agar standar kriteria penentuan awal bulan Qamariah dalam Kalender Islam, dapat dilakukan secara independen dan bebas intervensi, sehingga rumusan hasilnya mencerminkan aspirasi umat Islam.

Saat musyawarah Dewan Istimbat      (facebook.com)
“Perbedaan dalam penentuan awal bulan Qamariah, khususnya 1 Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah, menuntut umat Islam Indonesia untuk bisa segera mencari solusi dan pemecahan yang akuntabel,” kata Lukman pada Pembukaan Penyusunan Standarisasi Kriteria Awal Bulan Qamariah di Jakarta, Jum’at kemarin (14/8).

Jauh sebelum itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan melalui Kementerian Agama di negaranya mengagendakan rencana menyelenggarakan Muktamar Penyatuan Kalender Islam Internasional Maret 2016 mendatang.

Erdogan mengatakan pada Anadolu Agency, bahwa konferensi bertujuan untuk menyatukan umat Islam dalam mengawali bulan Hijriyah, studi penyatuan Kalender, dan menentukan hari keagamaan Islam seperti awal bulan Ramadhan dan hari libur Idul Fitri dan Idul Adha di kalangan umat Islam.

“Perbedaan pada awal bulan Ramadhan di beberapa negara Islam dan bahkan dalam beberapa kota dalam satu negeri, bertentangan dengan semangat persatuan dan kesatuan Islam,” Erdogan beralasan.

“Karena itu penting mengadakan pertemuan yang komprehensif dengan mengundang para ulama , ahli astronomi dan pengambil keputusan di negara-negara Islam, untuk mengatasi masalah tersebut,” lanjut Erdogan yang belum lama ini berkunjung ke Jakarta.

Kementerian Agama Turki sesang mengupayakan mengoordinir pelaksanaan konferensi dengan meminta proposal dan kalender dari berbagai lembaga ilmiah, para pakar astronomi, ilmuwan, dan negara-negara untuk bahan diskusi nanti.

Bahan-bahan konferensi disiapkan pula dalam terjemahan ke tujuh bahasa yaitu: Turki, Arab, Inggris, Spanyol, Jerman, Perancis, dan Rusia.

Panitia kegiatan akan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Komite Konferensi Ilmiah, Prof. Dr. Yavuz Unal, Anggota Dewan Tertinggi Urusan Agama Turki.

Dewan Hisab Ru’yat (DHR) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) menyambut baik upaya tersebut, dan merencanakan lembaganya akan menyiapkan makalah dan mengutus timnya ke muktamar di Turki tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar