Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
(Mediaislamia..com) --- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI E. Sodik mengatakan bahwa, benar telah terjadi pengeroyokan terhadap anggota TNI di Pertigaan Titi Teguh Papua oleh sekelompok massa bersenjata pada Jum’at dini hari (28/08), dengan kronologis kejadian sebagai berikut :
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik". (QS. Al-Maidah: 82)
Korban penembakan (radarriaunet.com) |
(Mediaislamia..com) --- Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI E. Sodik mengatakan bahwa, benar telah terjadi pengeroyokan terhadap anggota TNI di Pertigaan Titi Teguh Papua oleh sekelompok massa bersenjata pada Jum’at dini hari (28/08), dengan kronologis kejadian sebagai berikut :
Pada tanggal 28 Agustus 2015. Sekitar pukul 01.15 WIT, Sertu Ashar anggota Kodim 1710/Mimika mendapat informasi dari anggota masyarakat bahwa temannya Serka Makher dikeroyok massa bersenjata yang diduga kuat simpatisan atau anggota OPM di Pertigaan Titi Teguh. Mendengar informasi tersebut, sekitar pukul 01.17 WIT Sertu Ashar langsung menuju ke TKP dengan menggunakan motor dinas untuk menjemput Serka Makher yang sedang dikeroyok oleh sekelompok massa.
Sesampainya di TKP, Sertu Ashar turun dari motornya untuk menjemput Serka Makher. Saat Sertu Ashar kembali ke motornya, motornya sudah dikepung oleh massa selanjutnya dikeroyok sampai mengalami luka-luka pendarahan di wajah serta berusaha merebut senjatanya, karena terdesak Sertu Ashar melepaskan tembakan ke udara sebanyak dua kali untuk membubarkan masyarakat, namun masyarakat tetap melakukan perlawanan.
Akibat dari kejadian tersebut, dua orang sipil dilaporkan meninggal dunia dan tiga orang luka-luka. Untuk mengatasi situasi tersebut, Kodam XVII/Cen telah melaksanakan koordinasi dengan keluarga, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, pihak Kepolisian dan pihak terkait lainnya.
Simpatisan atau anggota OPM diketahui memiliki ideologi mirip dengan teroris GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) yang sangat loyal pada Zionis-Israel. Tak heran jika di Papua bisa bebas berkibaran bendera Zionis-Israel di mana-mana. Sayangnya, rezim Jokowi-JK sama sekali tidak hirau dengan kondisi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar