Serikat Professor dan Karyawan Universitas Palestina telah memperingatkan bahwa universitas di Palestina akan terancam gagal akibat krisis keuangan yang dapat menyebabkan defisit besar dalam anggaran pendidikan dan menyebabkan penangguhan.
Presiden Federasi Serikat Profesor dan Karyawan Universitas Palestina mengatakan bahwa perguruan tinggi tidak dapat lagi memenuhi komitmen keuangannya terhadap pekerja mereka, tanpa secercah harapan bahwa situasi keuangan ini akan meningkat serta utang terhadap pegawai akan diselesaikan, sebagaimana dilansir oleh MEMO, Kamis (19/8/2015).
Pernyataan itu menunjukkan bahwa universitas tidak bisa membayar gaji pegawai dan sekarang dianggap sebagai utang yang terus meningkat.
Dalam sebuah pernyataan pers yang diterima oleh Quds Press, Rabu (19/8), Dr Amjad Barham menunjukkan bahwa krisis keuangan akan menyebabkan perguruan tinggi tidak dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan, yang dengan demikian akan mengurangi kemampuan mereka untuk mempertahankan standar pendidikan tinggi.
Dia mencatat bahwa penyebab paling penting dari krisis ini adalah bahwa dalam lima tahun terakhir pemerintah belum menunjukkan komitmen untuk membayar iuran universitas seperti yang sebelumnya telah disetujui dalam anggaran, serta dana yang ditransfer ke perguruan tinggi di periode ini tidak lebih dari 10 persen dari alokasi yang telah disepakati.
Barham mengimbau kepada semua pemangku kepentingan, khususnya Kementerian Pendidikan Tinggi dan pemerintah, untuk berupaya mentransfer semua iuran yang terutang kepada universitas sehingga lembaga pendidikan bisa tetap berjalan dan mencegah terjadinya kegagalan, dan untuk memungkinkan perguruan tinggi terus melakukan misi mulia dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada orang-orang Palestina.
sumber:arrahmah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar