Allah Subhanahu WA Ta'ala Berfirman :
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri". (QS. Luqman : 18)
Donald Trump (eldeforma.com) |
(Mediaislamia.com) --- Berbagai cara kembali ditunjukan oleh calon kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik menjelang pilpres yang akan digelar pada tahun 2016 mendatang. Dari cara biasa hingga ucapan dan kebijakan aneh yang bertujuan menarik dukungan dari kalangan Yahudi AS.
Salah satunya adalah yang dilakukan salah satu calon kandidat dari Partai Republik, Donald Trump, yang baru-baru ini mengatakan bahwa Arab Saudi harus membayar upeti kepada Amerika Serikat, sebagai imbalan untuk melindungi dinasti kerajaan dari keruntuhan.
Dalam pernyataan kontroversialnya di stasiun NBC, Trump mengatakan, “Arab Saudi adalah negara kaya. Dan bagi Saudi hendaknya membayar uang kepada Amerika Serikat sebagai imbalan atas keamanan dan politik di negara tersebut.”
Pengusaha kaya AS ini melanjutkan, “Alasan utama dukungan kami terhadap Arab Saudi adalah kebutuhan kita akan minyak, akan tetapi sekarang kita tidak perlu banyak minyak dari mereka. Dan saat ini kondisi telah berubah dimana kita dapat meninggalkan Arab Saudi untuk bertarung sendiri di kawasan.”
Raja Saudi Salmal bin Abdul Aziz (news.merahputih.com) |
Donald Trump menjelaskan bahwa suka tidak suka kita mengatakan, akan tetapi dalam kenyataanya banyak orang Amerika Serikat yang mendukung kerajaan Arab Saudi. “Tentunya ini mengeluarkan banyak uang dari anggaran kami, dan sudah saatnya mereka membayar AS,” ujat Trump.
“Konflik di Irak, Suriah dan Yaman akan menempatkan Arab Saudi dalam masalah besar, dan mereka nantinya akan segera membutuhkan kami. Kalau tidak ada AS, maka Saudi tidak akan seperti ini,” ungkap Trump di NBC.
Sementara itu menanggapi pernyataan tersebut, warga Saudi dan Timur Tengah melalui jejaring sosial sebagai ucapan dan pemikiran yang kurang ajar. Ini adalah noda dalam pemilu yang akan digelar AS pada 2016 mendatang, ujar banyak netizen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar