Jumat, 28 Agustus 2015

Kuli Panggul Pelabuhan Dapat Ratusan Dolar dari Google

Allah Subhananhu Wa Ta'ala Berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ
"Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri".    (QS. Ae Ea'd : 11) 

Henry Jufri dengan aplikasinya       (tempo.co)
(Mediaislamia.com) --- Siapa sangka seorang kuli panggul di Pelabuhan Makassar, bisa mendapat penghasilan ratusan dolar dari Google? 

Simak kisah Henry Jufri, pria kelahiran Makassar 20 September 1983. Sehari-hari, pria 32 tahun ini tampil sederhana dengan celana puntung dan kaus. Dia bahkan masih bekerja memikul barang penumpang di Pelabuhan Makassar ketika ditemui Tempo, Jumat, 28 Agustus 2015. “Sekolah saya hanya sampai kelas IV sekolah dasar,” kata Henry. 

Satu pekan terakhir, nama Henry ramai diperbincangkan warga dunia maya. Keberhasilannya mendapatkan penghasilan US$ 1.200 dari Google mengundang decak kagum.

Dari mana uang sebanyak itu? Ternyata, selain bekerja keras sebagai buruh, ayah dua anak ini pandai membuat aplikasi game di telepon pintar. “Aplikasi itu saya unggah di Android Play Store,” kata Henry.

Aplikasi bikinan Henry ternyata populer dan diunduh banyak orang. Dari situlah, dia kemudian dikirimi pembagian hasil (profit sharing) dari pemilik Android, Google, sebesar US$ 1.200. "Baru kali ini saya merasakan uang sebanyak ini,” kata Henry.

Untuk bisa menjadi pengembang aplikasi (apps developer), Henry harus melalui perjalanan yang tidak mudah. Awalnya, dia bahkan tak punya komputer. “Karena saya serius ingin belajar, saya beli laptop bekas seharga Rp 800 ribu,” kata Henry.

Jufry kuli panggul pelabuhan       (nyatmyut.com)
Eh belakangan, Henry menyesal karena laptop tuanya tidak otomatis mendukung kegiatannya. Sebab RAM laptopnya hanya 1 Gigabyte. Padahal untuk membuat game, RAM komputer Henry sedikitnya harus 2 Gigabyte. "Saya terpaksa pinjam uang dari keluarga sebesar Rp 2,7 juta,” kata Henry. Uang itu dipakainya membeli laptop.

Untuk punya akses ke Android Playstore, Henry harus membeli akun seharga US$ 25. "Saat itu nilainya sekitar Rp 300 ribu," katanya. Setelah semua beres, barulah Henry bisa mulai merancang aplikasi.

Sejak pertama kali bergabung dengan Android, pada Oktober 2014, Henry mengaku sudah membuat ratusan aplikasi game. Tapi yang masih bertahan di Play Store tersisa sekitar sepuluh aplikasi. Ada aplikasi belajar huruf dan angka untuk balita, aplikasi kartun huruf dan angka, permainan Si Unyil berpetualang, Ninja Konoha Run, Super Crocodile, dan King Arthur.

Kesepuluh aplikasi inilah yang paling banyak diunduh orang. Walhasil, penghasilan Henry pun merambat naik, dari semula hanya US$ 100 per bulan, sampai sekarang sudah bisa tembus US$ 1.200. “Saya awalnya sempat putus asa. Tapi memang dibutuhkan kerja keras, pengorbanan, kesabaran, dan fokus,” katanya.


Silahkan klik Vidio di bawah ini :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar