Senin, 24 Agustus 2015

Nabung 10 Ribu Sehari Kuli Panggul Akhirnya Bisa Naik Haji

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌۭ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًۭا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًۭا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.    (QS. Ali Imran: 97) 

Sunaryo akan berangkat Haji 2015    (harianjogja.com)
(Mediaislamia.com) --- Selama 15 tahun, Sunaryo menabung Rp10.000 setiap hari dari hasil keringatnya menjadi buruh gendong di Pasar Bendungan, Wates, Kulonprogo. Tabungan itulah yang mengantarkannya ke Tanah Suci untuk menjalankan ibadah haji tahun ini.

Pria 53 tahun yang akrab disapa Sunar ini berulang kali mengucapkan rasa syukur ketika ditanya soal perjuangan demi bisa naik haji, Jumat (21/8/2015) malam. Awalnya, dia berpikir ibadah haji adalah hal mustahil bagi buruh gendong sepertinya. Namun, dukungan keluarga membuatnya bertekad bulat untuk menabung setiap hari.

Dia mengaku hanya dibayar Rp1.000 hingga Rp2.000 untuk sekali angkut. Padahal, beban yang harus dia bawa bisa mencapai 25-50 kilogram. Berkat ketekunannya, Sunar mampu mengumpulkan Rp30.000 hingga Rp40.000 per hari.

“Setiap hari harus saya sisihkan Rp10.000 buat tabungan haji. Sisanya buat kebutuhan keluarga,” ungkap Sunar yang rumahnya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pasar Bendungan.

Sunar mendaftar haji pada 2010 lalu. Dia kemudian meneruskan kebiasaan menabungnya dan akhirnya sanggup melunasi biaya haji.
“Alhamdulillah Rp37 juta bisa lunas. Besok berangkat tanggal 30 Agustus jam enam pagi dari Masjid Agung Kulonprogo,” katanya.

Selain menjadi buruh gendong, warga Dusun Bendungan Kidul, Desa Bendungan, Wates, Kulonprogo itu juga dipercaya masyarakat sebagai takmir Masjid Al Fattah di dekat rumahnya selama 25 tahun belakangan. Menurutnya, tugas itulah yang semakin mendekatkan dirinya kepada Tuhan.

Satu hal yang dirasa kurang oleh Sunar. Dia harus pergi ke Tanah Suci sendiri, tanpa sang istri. Oleh karena itu, setelah pulang nanti, dia akan kembali menabung secara rutin.

“Kalau tidak haji, ingin bisa umrah ke sana sama istri. Minta doa restu dari semuanya,” tuturnya.

Tekad Sunar jelas membuat Sulamsih, istrinya, terharu. Meski demikian, dia tetap bersyukur karena sang suami diberi kesempatan naik haji meski tanpa dirinya.

“Saya cuma bisa bantu doa. Semoga selamat sampai tujuan. Di sana sehat dan kuat. Nanti waktu pulang ketemu keluarga juga sehat,” kata Sulamsih.

Perempuan berusia 48 tahun itu juga hanya bisa terus bersyukur. Biaya sekolah anaknya saja sudah banyak. Namun, selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha. Biaya haji lunas dan anak laki-laki semata wayangnya pun bisa kuliah di UNY sampai lulus.

Sunar merupakan satu dari 244 orang calon jamaah haji asal Kulonprogo yang tergabung dalam kloter 28SOC. Dia dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 9 Oktober mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar