Jumat, 18 September 2015

Masjidil Haram semakin padat jelang wukuf


Saking penuhnya, pelataran sempit di basement toilet dekat eskalator pun dipakai untuk jamaah untuk persiapan salat. Sutelah kumandang azan salat subuh terdengar, jamaah pun bersiap salat. Meski sudah mepet dan berdesak-desakan, tetap saja sejumlah jamaah tak dapat tempat untuk salat. Akhirnya ubin tangga berundak yang hanya berukuran lebar sekitar 30 cm pun terpaksa dipakai untuk salat rombongan MCH Indonesia. Praktis untuk sujud harus ekstra hati-hati agar tidak terpeleset lantaran sempitnya tempat shalat.
Selepas shalat Subuh, jamaah Indonesia terlihat banyak berseliweran. Tas warna biru muda yang dikalungkan di leher menandai jamaah Indonesia.
“Tadi saya berangkat dari rumah jam 3 malam dari pemondokan. Biar dapat shalat Subuh, tapi ternyata sampai di sini juga sudah penuh. Akhirnya shalat di emperan toko di sana itu,” kata Abdul Basyid, jamaah haji asal Sukomanunggal, Surabaya, Jawa Timur.
Dia mengaku sebenarnya sudah mempersiapkan diri untuk datang sekitar 2 jam sebelum waktu salat subuh. “Namun jalannya sudah macet. Jamaah ke sini semua,” terangnya.
Jamaah haji lainnya, Musamiruddin menambahkan bahwa mendekati puncak haji jamaah memang semakin membeludak di Masjidil Haram. “Soalnya kan jamaah haji Indonesia sudah hampir seluruhnya datang ke Mekkah,” jelasnya.
Sementara itu, kemarin siang saat salat Jumat Masjidil Haram juga dipenuhi sesak jamaah haji. Antrean kendaraan terlihat mengular sejak pintu masuk terowongan Syieb Amir. Karena khawatir terlambat, sebagian jamaah akhirnya turun dari bus shalawat dan memilih jalan kaki menuju Terminal Syieb Amir.
“Karena nggak sempat bawa sajadah, maka saya terpaksa beli kain seperti kafiyeh ini seharga 10 riyal untuk alas shalat,” ujar Ihsan, salah satu petugas haji. Saking melubernya jamaah, salat Jumat pun terpaksa dia lakukan di halaman masjid. “Rencana mau masuk ke dalam, tapi nggak nembus. Penuh sesak,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar