Selasa, 08 September 2015

Khaled Mesyal : Saatnya Palestina Bersatu

Allah Subhanahu Wa ta'ala Berfirman :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk".   (QS. Ali Imran : 103) 

Saatnya Palestina Bersatu        (m.timeslive.co.za)
(Mediaislamia.com) --- Ketua Biro Politik Hamas Khaled Mesyal berbicara di Doha, Qatar, Senin (07/9) mendesakkan persatuan faksi-faksi Palestina,  tetapi juga sekaligus mengusulkan agar rencana Kongres Nasional Palestina ditunda lebih dulu  sampai  pemimpin faksi-faksi bisa bersatu.

Mesyal mengatakan kongres yang diusulkan para pemimpin Palestina akan  berlangsung   bulan September ini, harus ditunda, seperti dikutip reuters (7/9)

Mesyal mengatakan pada konferensi pers di Doha  Senin (7/9) bahwa para pemimpin Palestina baik Hamas maupun Fatah yang sekuler, harus menyiapkan sebuah front bersatu.

"Kami sebagai warga dan bangsa Palestina,  terpisah dan terpecah di antara kami sendiri. Ini karena  lemahnya otoritas (Pemerintah Palestina)," ujarnya. "Hal ini tidak bisa diterima oleh pemimpin Palestina karena Palestina lebih besar dari Hamas dan Fatah." 

Menurut Mesyal, Kongres Nasional perlu ditangguhkan sampai ada kompromi pertemuan antarfaksi. Pertemuan itu, kata dia, harus membahas hukum dan regulasi. Tanpa ada kesepakatan itu, perpecahan akan terus berlanjut.  

Mesyal menegaskan, Hamas bersedia untuk bertemu dengan  seteru faksi Fatah, di negara Arab manapun.  Sebelumnya, pertemuan Kongres Dewan Nasional Palestina dijadwalkan akan berlangsung pada 14 sampai 15 September. Tetapi, sepertinya akan dijadwalkan ulang.  

Sebelumnya sejumlah faksi menuduh Hamas hendak mendirikan Negara sendiri di Gaza, sebagai bagian dari kesepakatan jangka panjang dengan Israel.  Hamas membantah tuduhan faksi Palestina  yang menyebut mereka hendak mendirikan negara sendiri di Jalur Gaza.

Wujudkan persatuan Palestina       (livemint.com)
Moussa Abu Marzouk, anggota biro politik Hamas mengatakan, Hamas tidak memiliki perhatian untuk menerima tawaran pemisahan Gaza dengan wilayah pendudukan Tepi Barat dengan konsesi apapun. 

"Kami sudah menyatakan berulangkali," ujarnya. "Setiap kesepakatan dengan Israel yang kita setujui dengan faksi Palestina, harus diikuti dengan pembukaan perbatasan Gaza, menghentikan blokasi Israel-Mesir di Gaza, mengizinkan bandara Gaza beroperasi, mengizinkan pengiriman bahan material bangunan dan memberi lampu hijau pemulihan pelabuhan Gaza," ujarnya.  

Sejak 2007, Israel dengan bantuan Mesir telah memperketat blokade Jalur Gaza di udara, darat dan laut. Embargo ini membuat kebutuhan pasoka komoditas seperti makanan, bensin, medis, dan bahan material berkurang jauh.

Pada Agustus tahun lalu, Israel menandatangani gencatan senjata dengan faksi Palestina, termasuk Hamas. Gencatan senjata tersebut mengakhir gempuran Israel ke Jalur Gaza yang telah menyebabkan lebih dari 2.100 warga Palestina tewas. Akhir pekan lalu, Marzouk juga membantah jika Hamas telah memiliki kesepakatan jangka panjang dengan Israel.

Abbas telah mengumumkan pengunduran diri sebagai pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina. Ia berharap pemilihan umum dapat dipercepat dan dibentuknya komite eksekutif baru. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar