Minggu, 25 Oktober 2015

Penyesalan Tony Blair Ikut Menginvasi Irak

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِندَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
"Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".    (QS. As Sajdah : 12) 

Mantan PM Inggris Tony Blair       (thebrokenelbow.com)
(Mediaislamia.com) --- Mantan PM Inggris Tony Blair secara terbuka mengakui melakukan kesalahan dengan menginvasi Irak, tapi tidak menyesal mendepak Presiden Saddam Hussein.

"Saya meminta maaf atas kenyataan bahwa informasi intelejen yang kami terima salah," ujar Blair dalam wawancara dengan Fareed Zakaria dari CNN.

Penyesalan Blair mengacu pada klaim bahwa rejim Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Klaim itu digunakan AS untuk membenarkan invasi ke Irak, dan Inggris mendukung. Belakangan diketahui laporan intelejen itu palsu.

Invasi AS dan Inggris, dan penghancuran pemerintah Saddam Hussein, menjerumuskan Irak ke dalam kekacauan tak berkesudahan. Irak melewati tahun-tahun kekerasan, yang memunculkan Al Qaeda dan ISIS.

Puluhan ribu warga Irak, 4.000 tentara AS dan 179 prajurit Inggris tewas selama konflik sektarian berkepanjangan.

Bush pimpin Invasi ke Irak      (dunia.news.viva.co.id)
Orang paling bertanggung jawab atas kehancuran Irak adalah Presiden AS George W Bush. Namun Blair menemukan hari-hari setelah tidak lagi menjabat sebagai PM dipenuhi kecaman dan kritik mengapa ikutan AS menyerbu Irak.

Blair mengatakan selain kesalahan intelejen yang membuatnya menginvasi Irak, dia juga meminta maaf atas beberapa kesalahan dalam perencanaan.

"Namun saya sulit meminta maaf telah menghapus rejim Saddam Hussein," ujar Blair. "Saya pikir, sampai hari ini, adalah lebih baik Saddam Hussein tidak ada di Irak."

 Tentara AS saat invasi ke Irak   (richimarichi.blogspot.com)
Blair mengakui pandangan bahwa invasi Irak 2003 menyebabkan munculnya ISIS 'ada benarnya'. Ia juga mengatakan; "Anda tidak bisa mengatakan mereka yang menghapus Saddam Hussein tidak memikul tanggung jawab atas situasi di Irak saat ini."

Namun, masih menurut Blair, Arab Spring yang dimulai 2011 juta memiliki dampak di Irak dan Suriah.

Menjawab pertanyaan apa bagaimana perasaannya saat dicap sebagai penjahat perang karena menginvasi Irak, Blair mengatakan; "Saya melakukan apa yang saya pikir benar pada saat itu." 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar