Kamis, 29 Oktober 2015

Akademisi Inggris : Universitas Israel Jantung Pelanggaran Hukum Internasional

Allah Subhanahu Wa Ta'ala Berfirman :
وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas".    (QS. Al Baqarah : 190) 

Add caption
(Mediaislmia.com) --- Ratusan akademisi Inggris, Selasa, 27 Oktober 2015, mengancam memboikot universitas di Israel. Ancaman ini menyusul pelanggaran HAM (hak asasi manusia) negeri itu terhadap warga Palestina.

Pernyataan para ilmuwan Inggris berjudul "Komitmen Ilmuwan Inggris terhadap Hak Warga Palestina" itu diiklankan di surat kabar Guardian. Sebanyak 343 akademisi Inggris dari 72 perguruan tinggi mengatakan, akan tetap bekerja di perguruan tinggi Israel atas nama pribadi.

"Kami sangat terganggu atas pendudukan ilegal Israel terhadap tanah Palestina serta pelanggaran hak asasi manusia yang tidak bisa ditoleransi sehingga menimbulkan dampak terhadap seluruh rakyat Palestina," bunyi salah satu kalimat dalam iklan tersebut.

Mereka mengatakan, sejumlah kegiatan yang tidak akan didatangi. Seperti undangan kunjungan ke lembaga pendidikan Israel, konferensi, mensposori kegiatan atau kerja sama. "Kami akan tetap mempertahankan posisi ini hingga negara Israel mematuhi hukum internasional dan menghargai prinsip-prinsip hak asasi manusia," kata Jonathan Rosenhead dari London School of Economics.

University of Israel          (en.academic.ru)
Juru bicara dalam aksi bokiot tersebut menambahkan, "Universitas Israel merupakan jantung pelanggaran hukum internasional dan penindasan bangsa Palestina."

Boikot itu terkait pula dengan ulah Technion, Institut Teknologi Israel, sebuah lembaga pendidikan yang menciptakan "teknologi khusus" untuk mendeteksi terowongan di Jalur Gaza serta membuat buldoser tak berawak untuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina.

Kampanye boikot itu berlangsung sepekan setelah sebuah surat petisi itu diteken oleh 150 penulis dan artis Inggris, termasuk J.K Rowling penulis Harry Potter. Ikut serta novelis Hilary Mantel. Mereka mengatakan, boikot ini menyangkut diskriminasi Israel.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar